Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Sabtu, 14 Januari 2012

Minggu Biasa II


Mg Biasa II: 1Sam 3:3b-10.19; 1Kor 6:13c-15a.17-20; Yoh 1:35-42

"Marilah dan kamu akan melihatnya"

Ketika saya bertugas sebagai Ekonom Keuskupan Agung Semarang serta melayani beberapa yayasan pendidikan, saya sering berkeliling untuk mengunjungi paroki maupun sekolah-sekolah, lebih-lebih dan terutama yang miskin. Dalam suatu kunjungan ke daerah Wonosari saya mengajak dua rekan awam, pengusaha menengah di kota Semarang, sambil berziarah di goa Maria Singkil-Wonosari. Ketika kami berada di goa Maria Singkil, rekan saya ingin buang air kecil atau kencing, maka saya minta kencing saja di sekitar tempat goa ini, tidak apa-apa. Maklum memang waktu itu di kompleks goa Maria Singkil belum tersedia 'toilet'. Melihat hal itu rekan saya tergerak untuk membangun atau membuat 'toilet', mengingat dan memperhatikan  yang berziarah juga banyak rekan-rekan perempuan, yang kiranya membutuhkan tempat khusus untuk buang air kecil alias 'toilet'. Perjalanan dari Singkil kami ajak mengunjungi sekolah SD Sanjaya yang tak terlalu jauh dari Singkil. Setelah melihat dan mendengarkan apa yang diceriterakan oleh para guru, mereka pun tergerak untuk membantu sekolah tersebut. Dan memang tak lama kemudian 'toilet' dibangun di kompleks goa Maria Singkil dan setiap bulan mereka juga membantu atau memberi sumbangan untuk SD Sanjaya, yang miskin tersebut. Dengan mendatangi dan melihat langsung orang tergerak untuk melakukan sesuatu yang baik, membahagiakan dan menyelamatkan, itulah yang terjadi.

"Marilah dan kamu akan melihatnya" (Yoh 1:39)

Jawaban Yesus terhadap Andreas dan temannya ini kiranya juga menjadi sabda Yesus bagi kita semua yang beriman kepadaNya, entah secara formal berarti resmi menjadi murid Yesus dengan dibaptis atau informal dalam arti baptis batin. Kita semua dipanggil untuk keluar dari diri sendiri, entah itu secara phisik maupun spiritual. Secara phisik berarti tidak hanya duduk-duduk di kamar saja ketika berada di rumah maupun di tempat kerja, melainkan hendaknya luangkan waktu dan tenaga sesuai dengan kemungkinan dan kesempatan untuk melangkah keluar dari kamar, berjalan-jalan dan melihat apa yang terjadi di lingkungan hidup atau kerja anda. Sedangkan secara spiritual yang kami maksudkan antara lain hendaknya kita jangan hanya memikirkan kepentingan atau keinginan pribadi, melainkan kepentingan umum atuu bersama.

Jika kita memiliki hati, jiwa dan akal budi yang baik, maka ketika kita berjalan-jalan dan melihat apa yang ada dan terjadi dilingkungan hidup kita, percayalah anda pasti akan digerakkan untuk melakukan sesuatu serta diberi kesempatan untuk berubah lebih baik dari apa yang ada sekarang atau saat ini. Percayalah kita pasti akan dapat berkata-kata seperti Andreas jika kita sungguh melihat dalam dan dengan iman: "Kami telah menemukan Mesias (artinya Kristus)" atau  "Kami telah menemukan Tuhan, yang memanggil dan mengutus kami". Ketika melihat dan bertemu dengan Tuhan, maka mau tak mau kita pasti akan diutusNya untuk menghayati iman kita akan Penyelamat Dunia. Kita dipanggil untuk mendunia, berpartisipasi dalam seluk-beluk dunia dan dimana ada bagian dunia yang tidak selamat segera kita selamatkan.

Dalam hal melihat ini saya pribadi sangat terkesan dengan tegoran atau peringatan ayah saya (alm) ketika saya masih kecil, yaitu "Barang kathon wae ora biso nggarap, ojo maneh sing ora kathon" (="Yang kelihatan saja tidak dapat mengerjakan, apalagi yang tidak kelihatan"). Tegoran atau peringatan ini sungguh membekali pribadi saya untuk senantiasa melihat apa yang tidak kelihatan, yang tak dapat diindrai dengan mata kepala kita ini, sebagaimana pepatah mengatakan bahwa 'ada udang di balik batu', ada sesuatu yang lebih berharga atau bernilai dari apa yang kelihatan. Yang lebih berharga atau bernilai tersebut ada di balik aneka kejadian atau peristiwa, kata-kata atau perilaku yang dapat kita lihat dan dengar, maka marilah kita lihat dengan dan dalam kacamata iman. Melihat dengan dan dalam kacamata iman berarti kita sendiri sungguh beriman serta memiliki dambaan suci. Andreas dan temannya yang menanggapi ajakan Yesus untuk datang dan melihat, hemat saya mereka sungguh beriman serta memiliki dambaan suci. Orang yang sungguh beriman dan memiliki dambaan suci ketika melihat sesuatu pasti akan semakin beriman dan semakin suci, entah sukses atau gagal dalam tugas dan pekerjaan senantiasa akan bersyukur dan berterima kasih.

"Siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri" (1Kor 6:17-19)

"Tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu" dan "Jauhkan dirimu dari percabulan", inilah yang hendaknya kita renungkan atau refleksikan serta kita hayati dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. Percabulan dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun, entah sendirian atau bersama dengan orang lain, yang sejenis maupun lain jenis. Berbuat cabul sendirian misalnya masturbasi atau onani, sedangkan dengan orang lain misalnya dengan bermain-main alat kelamin orang lain, entah sejenis atau lain jenis. Percabulan merupakan perendahan atau pelecehan tubuh manusia atau diri pribadi manusia sebagai citra atau gambar Tuhan. Hendaknya anak-anak sedini mungkin dididik dan didampingi dalam hal atau seluk-beluk seksual: kenikmatan seksual adalah anugerah Tuhan untuk membangun dan memperdalam cintakasih kepada Tuhan dan sesama manusia.

Menghayati tubuh sebagai bait Roh Kudus berarti segala gerak-gerik anggota tubuh hendaknya senantiasa berfungsi untuk mendukung kita semakin beriman, berbakti sepenuhnya kepada Tuhan, semakin suci. Dengan kata lain hendaknya buah gerak-gerik anggota tubuh kita adalah apa-apa yang baik, menyealamatkan dan membahagiakan, terutama keselamatan dan kebahagiaaan jiwa. Kita juga diajak menghayati bahwa tubuh kita bukan milik kita sendiri, melainkan milik Tuhan, maka kita juga tidak mungkin seenaknya sendiri memperlakukan tubuh kita seperti sering dilakukan beberapa orang. Kami sering mendengar bahwa mereka yang mau menggugurkan kandungan memiliki alasan hak asasi, yaitu hak terhadap tubuh sendiri. Alasan ini kelihatan logis atau masuk akal, padahal muncul dari kebejatan moralnya, yaitu hubungan seks bebas.

Memang kita bebas memperlakukan anggota tubuh kita, tetapi hendaknya juga diingat bahwa kebebasan dibatasi oleh cintakasih. Kita dapat memperlakukan anggota tubuh kita seperti apapun asal tidak melanggar cintakasih. Penghayatan cintakasih antara lain hormat dan menjunjung harkat martabat manusia sebagai gambar atau citra Allah. Menggunakan anggota tubuh hanya untuk kenikmatan pribadi yang mengarah ke egois hemat saya melanggar cintakasih. Kepada mereka yang dianugerahi kecantikan atau ketampanan tubuh kami harapkan tidak dengan mudah 'menjual diri', antara lain dengan berperilaku sedemikian rupa sehingga merangsang orang lain untuk berbuat jahat atau berdosa, memikirkan apa yang jahat dan berdosa. Untuk itu hendaknya diperhatikan cara berpakaian maupun pemakaian aneka assesori, sehingga tidak mudah merangsang orang lain untuk memikirkan yang jahat dan berdosa serta kemudian melakukan kejahatan atau berdosa.

Marilah kita fungsikan anggota-anggota tubuh kita sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga semua gerakan tubuh kita senantiasa merupakan ungkapan atau perwujudan  cintakasih, kita saling mengasihi. Misalnya mulut antara lain untuk mencium, maka jika mencium orang lain hendaknya sungguh merupakan perwujudan kasih bukan nafsu, sehingga yang kita cium pun akhirnya menikmati kasih yang luar biasa dan kemudian juga akan senantiasa mengasihi orang lain atau sesamanya.   

"Aku sangat menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku, Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita" (Mzm 40:2-4b)

Ign 15 Januari 2012


Kamis, 12 Januari 2012

14 Jan


"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang  berdosa"

(1Sam 9:1-4.17-19; 10:1a; Mrk 2:13-17)

"Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." (Mrk 2:13-17), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Yesus adalah Penyelamat Dunia, maka dimana ada bagian dari dunia ini tidak selamat, entah itu manusia, binatang, tanaman atau lingkungan hidup, dan tentu saja terutama manusia, Ia segera menyelamatkannya. Maka ketika para ahli Taurat dan orang Farisi bertanya "Mengapa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa", Ia menanggapinya "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa". Sebagai orang yang beriman kepadaNya kami mengajak dan mengingatkan anda semua untuk meneladanNya. Marilah kita perhatikan saudara-saudari kita yang tidak selamat, misalnya yang sakit, bodoh, kurangajar, suka berbuat jahat atau melukai hati orang lain dst.. Dengan rendah hati dan dalam cintakasih kita datangi mereka untuk menyembuhkannya. Kami percaya yang kurang atau tidak selamat lebih sedikit daripada yang selamat, maka jika kita yang selamat bekerjasama menyelamatkan mereka yang tidak selamat pasti akan segera beres. Meneladan Yesus berarti juga mengajak kita untuk tidak takut bergaul dengan orang-orang berdosa, tentu saja kita sendiri tidak berdosa dan dengan demikian kehadiran kita di tengah-tengah mereka dapat menyelamatkannya. Secara khusus kami ingatkan mereka yang berkarya di bidang pelayanan pendidikan, kesehatan maupun sosial, untuk sungguh dalam dan dengan rendah hati serta cintakasih berusaha mendekati dan membimbing mereka yang bodoh, kurang ajar, kurang terdidik ataupun sedang menderita sakit phisik. Yang juga tidak kalah penting adalah ermenyelamatkan lingkungan hidup: usahakan dan perteguh agar kebersihan lingkungan hidup sungguh sehat, demikian juga penanaman dan perawatan aneka jenis pohon hendaknya memperoleh perhatian yang memadai.

·   " Ketika Samuel melihat Saul, maka berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Inilah orang yang Kusebutkan kepadamu itu; orang ini akan memegang tampuk pemerintahan atas umat-Ku."Dalam pada itu Saul, datang mendekati Samuel di tengah pintu gerbang dan berkata: "Maaf, di mana rumah pelihat itu?" Jawab Samuel kepada Saul, katanya: "Akulah pelihat itu. Naiklah mendahului aku ke bukit. Hari ini kamu makan bersama-sama dengan daku; besok pagi aku membiarkan engkau pergi dan aku akan memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ada dalam hatimu" (1Sam 9:17-19). Dari kutipan di atas ini kiranya dapat difahami atau dimengerti bahwa fungsi raja atau pemimpin antara lain adalah utusan atau wakil Tuhan di dunia ini, maka dengan ini kami berharap kepada para 'raja' atau pemimpin untuk sungguh-sungguh menghayati diri sebagai utusan atau wakil Tuhan dalam cara hidup dan cara bertindaknya setiap hari dimana pun dan kapan pun. Sebagai utusan atau wakil Tuhan yang baik berarti senantiasa sejiwa dengan Tuhan dan dengan demikian memiliki visi dan misi untuk menyelamatkan dunia seisinya, terutama manusia, sebagai ciptaan terluhur dan termulia di dunia ini, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra Tuhan. Para 'raja' atau pemimpin sendiri hendaknya dapat menjadi gambar atau citra Tuhan, sehingga siapapun yang melihat dan bertemu dengan 'raja' atau pemimpin tergerak untuk memuji, memuliakan, menghormati dan mengabdi Tuhan. Untuk itu kami harapkan para 'raja' atau pemimpin menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia antara lain kebebasan  beragama. Hendaknya usaha untuk mendirikan tempat ibadat maupun beribadat mendapat kemudahan dan tidak dipersulit. Sungguh kontradiktif: izin dan kemudahan membangun hotel atau losmen atau tempat penginapan dipermudah, sedangkan izin mendirikan rumah ibadat dipersulit atau bahkan dilarang, karena jika dicermati hotel, losmen dan tempat ibadat dengan mudah disalahgunakan, yaitu untuk tindakan amoral seperti pelacuran alias melecehkan harkat martabat manusia, sebagai gambar atau citra Tuhan.

"TUHAN, karena kuasa-Mulah raja bersukacita; betapa besar kegirangannya karena kemenangan yang dari pada-Mu! Apa yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan kepadanya, dan permintaan bibirnya tidak Kautolak.Sebab Engkau menyambut dia dengan berkat melimpah; Engkau menaruh mahkota dari emas tua di atas kepalanya.Hidup dimintanya dari pada-Mu; Engkau memberikannya kepadanya, dan umur panjang untuk seterusnya dan selama-lamanya." (Mzm 21:2-5)

Ign 14 Januari 2012


13 Jan

"Angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"

(1Sam 8:4-7.10-22a; Mrk 2:1-12)

"Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" -- berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu --: "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat." (Mrk 2:1-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Mujizat yang dibuat oleh Yesus membuat iri hati atau pikiran jahat para ahli Taurat, karena mereka merasa tersaingi dengan kehadiran dan karya Yesus. Sebaliknya orang-orang kebanyakan atau rakyat menjadi semakin percaya kepadaNya bahwa Ia adalah Penyelamat Dunia yang telah dijanjikan oleh Allah, dan mereka pun berkata "Yang begini belum pernah kita lihat". Mereka menyaksikan bagaimana orang lumpuh karena sabdaNya menjadi sembuh dan dapat berjalan normal. Mungkin di antara kita juga dengan mudah iri hati serta merasa disaingi ketika ada sesuatu yang baru dan lebih menarik, mempesona dan berpengaruh; jika demikian adanya kami ajak menghayati sabda Yesus kepada orang lumpuh yang baru saja disembuhkan, yaitu "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!". Pulang ke rumahmu artinya kembalilah ke jati dirimu sebagai ciptaan Allah, yang diciptakan untuk menghormati, mengabdi dan memujiNya melalui cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimanapun dan kapanpun sesuai dengan panggilan, tugas pengutusan atau kewajiban masing-masing. Dengan kata lain: sebagai orang yang katolik hendaknya menghayati kekatolikannya, sebagai orang beragama menghayati ajaran agamanya, sebagai suami/isteri, imam, bruder atau suster menghayati janji atau kaulnya dst… Hendaknya jangan saling iri hati atau merasa diisaingi oleh orang lain yang memang sungguh berbeda dengan kita.     

·   "Inilah yang menjadi hak raja yang akan memerintah kamu itu: anak-anakmu laki-laki akan diambilnya dan dipekerjakannya pada keretanya dan pada kudanya, dan mereka akan berlari di depan keretanya; ia akan menjadikan mereka kepala pasukan seribu dan kepala pasukan lima puluh; mereka akan membajak ladangnya dan mengerjakan penuaian baginya; senjata-senjatanya dan perkakas keretanya akan dibuat mereka. Anak-anakmu perempuan akan diambilnya sebagai juru campur rempah-rempah, juru masak dan juru makanan. Selanjutnya dari ladangmu, kebun anggurmu dan kebun zaitunmu akan diambilnya yang paling baik dan akan diberikannya kepada pegawai-pegawainya" (1Sam 8:11-14), demikian kata Samuel kepada bangsanya. Apa yang digambarkan oleh Samuel perihal raja ini kiranya raja yang serakah dan ingin memperkaya diri, dan rasanya kebanyakan raja di dunia ini demikian adanya. Raja pada umumnya ingin disembah, dipuji dan dihormati serta kepadanya dipersembahkan upeti, tetapi tak pernah melayani. Hal ini kiranya kebalikan dalam Gereja Katolik dimana para pemimpin sungguh berhasrat dan berkehendak untuk melayani, meneladan Yesus yang datang untuk melayani dan bukan dilayani. Maka kami berharap kepada siapapun yang menjadi pemimpin dalam umat katolik di tingkat apapun kami harapkan bersemangat melayani. Bapak atau ibu keluarga hendaknya bersemangat melayani, yaitu melayani anak-anak yang dianugerahkan kepada mereka. Melayani berarti senantiasa berusaha membahagiakan yang dilayani, maka para orangtua kami harapkan sungguh berusaha membahagiakan anak-anaknya, dengan gembira dan ceria memboroskan waktu dan tenaga bagi anak-anaknya disamping dana/uang atau harta benda. Kebahagiaan sejati para orangtua adalah jika anak-anaknya juga dalam keadaan bahagia masa kini maupun mendatang ketika mereka sudah dewasa dan mungkin juga berkeluarga, menjadi imam, bruder atau suster.

"Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya TUHAN, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu; karena nama-Mu mereka bersorak-sorak sepanjang hari, dan karena keadilan-Mu mereka bermegah. Sebab Engkaulah kemuliaan kekuatan mereka, dan karena Engkau berkenan, tanduk kami meninggi" (Mzm 89:16-18).

Ign 13 Januari 2012

 


Rabu, 11 Januari 2012

12 Jan


"Aku mau jadilah engkau tahir"

(1Sam 4:1-11; Mrk 1:41-45)

'Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka." Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru" (Mrk 1:40-45), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Pribadi Yesus, Penyelamat Dunia, memang sungguh berwibawa dan berkuasa, SabdaNya mampu menyembuhkan orang sakit, sehingga semakin banyak orang yang tergerak untuk datang kepadaNya serta mohon penyembuhan dari penyakitnya. Namun mereka salah faham atau tidak mengetahui siapa sebenarnya Yesus, dan Yesus pun juga menyadari hal itu, maka Ia mencoba menyingkir dengan "tinggal di tempat-tempat yang sepi" untuk berdoa dan menyadari Diri agar tidak terjebak pada dambaan kebanyakan orang yang salah faham perihal siapa Dia sebenarnya. Apa yang terjadi pada dan dilakukan oleh Yesus ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi, lebih-lebih bagi mereka yang menjadi favorit bagi banyak orang. Hendaknya jangan sampai kebanyakan orang terhenti pada pujian dan sanjungan pada diri anda yang favorit itu, sehingga ada kemungkinan anda menjadi sombong, tetapi berusahalah agar kebanyakan orang yang memperhatikan anda tidak terhenti pada diri anda, melainkan terarah kepada Dia yang telah menganugerahi kelebihan kepada anda, yaitu Tuhan. Dengan kata lain jika anda dianugerahi kelebihan yang membuat anda menjadi favorit, hendaknya anda tetap rendah hati serta berusaha mengarahkan mereka yang memuji dan memuja anda agar semakin beriman, semakin membaktikan diri seutuhnya kepada Tuhan. Secara khusus kami berharap kepada para pemimpin maupun artis, yang sering menjadi favorit bagi kebanyakan orang, untuk sering menyepi dan berdoa mohon kepada Tuhan agar tidak jatuh kepada kesombongan.

·   "Celakalah kita, sebab seperti itu belum pernah terjadi dahulu. Celakalah kita! Siapakah yang menolong kita dari tangan Allah yang maha dahsyat ini? Inilah juga Allah, yang telah menghajar orang Mesir dengan berbagai-bagai tulah di padang gurun." (1Sam 4:7-8), demikian kata-kata orang Filistin yang berkendak jahat terhadap bangsa terpilih serta ingin menghabisi bangsa terpilih. Bangsa terpilih yang jumlahnya sedikit dan kelihatan lemah ternyata disertai dan didampingi oleh Tuhan di dalam perjalanannya menuju tanah terjanji. Bukankah hal ini dapat menjadi cermin untuk mawas diri bagi siapapun yang merasa terpilih? Terpilih menjadi juara lomba, akreditasi sekolah atau lamaran pekerjaan dst.. Yang terpilih pada umum sedikit, dan mungkin sebagai yang terpilih membuat iri hati bagi yang tak terpilih, maka bagi yang terpilih kami harapkan untuk tetap dalam Tuhan: hidup bersama dan bersatu dengan Tuhan agar tidak jatuh ke kebencian atau permusuhan karena membuat iri hati banyak orang. Kutipan diatas kiranya juga baik untuk menjadi permenungan bagi kita umat Kristen atau Katolik, yang dalam kenyataan secara kwantitas termasuk kelompok kecil di Indonesia ini. Kami berharap kepada rekan-rekan umat Kristen maupun Katolik untuk tetap setia pada imannya, senantiasa hidup bersama dan bersatu dengan Tuhan kapan pun dan dimana pun. Jika demikian adanya maka hendaknya tidak takut dan tidak gentar ketika menghadapi cemoohan, ejekan atau ancaman dari mereka yang tidak senang pada kita atau bahkan membenci kita.  Berdoalah kepadaNya dan biarkanlah Tuhan sendiri yang akan menegor dan mengingatkan mereka yang membenci atau mengancam kita. Percayalah bahwa sejelek-jelek orang di mata kita pasti dalam hatinya masih ada kerinduan akan Tuhan, dan ketika menerima tegoran atau peringatan dari Tuhan mereka pasti akan bertobat. Hendaknya menghadapi aneka ejekan, cemoohan atau ancaman dengan tenang seraya berdoa, sebagaimana pernah terjadi dalam revolusi di Filipina dimana para ibu sambil berdoa rosariyo menghadapi tentara dengan senjatanya yang canggih dan lengkap serta tank-tank tempurnya, dan akhirnya mereka pun mundur teratur.

"Namun Engkau telah membuang kami dan membiarkan kami kena umpat, Engkau tidak maju bersama-sama dengan bala tentara kami. Engkau membuat kami mundur dari pada lawan kami, dan orang-orang yang membenci kami mengadakan perampokan. Engkau membuat kami menjadi cela bagi tetangga-tetangga kami, menjadi olok-olok dan cemooh bagi orang-orang sekeliling kami. Engkau membuat kami menjadi sindiran di antara bangsa-bangsa, menyebabkan suku-suku bangsa menggeleng-geleng kepala." (Mzm 44:10-11.14-15)

Ign 12 Januari 2012


Selasa, 10 Januari 2012

11 Jan


"Semua orang mencari Engkau"

(1Sam 3:1-10.19-20; Mrk 1:29-39)

" Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau." Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan" (Mrk 1:29-39), demikian kutipan Warta Gembira hari ini. 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Ketika ada 'dukun' atau ahli mengobatan secara alternatif serta pengobatannya sungguh mujarab, pada umumnya banyak orang berbondong-bondong mencari dan mendatanginya. Mereka percaya terjadi mujizat melalui dukun atau ahli pengobatan yang bersangkutan. Memang kebanyakan orang zaman sekarang ini bersikap mental instant: cepat dan murah serta mudah; orang yang demikian ini berarti tidak mau bekerja keras, melainkan kerja ringan dan hasil melimpah, sebagaimana orang judi. Apa yang dilakukan oleh Yesus kiranya ditanggapi dengan cara yang demikian itu, sehingga mereka menyikapi Yesus sebagai dukun atau tabib, tidak sampai mengimani bahwa Ia adalah Allah yang menjadi manusia. Mereka salah faham dan belum mampu mengimani Yesus sebagai Allah, maka Yesus berusaha menyingkir :"Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang". Tugas utama Yesus adalah memberitakan Injil atau Kabar Baik, maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan siapapun yang beriman kepada Yesus untuk meneladan Dia dengan mewartakan Kabar Baik/Injil, antara lain memang harus senantiasa berbuat baik kepada saudara-saudari kita dimana pun dan kapanpun. Dan sekiranya dengan berbuat baik kemudian kita akan ditahan di satu tempat saja, hendaknya dengan rendah hati memberitahu mereka yang manahannya bahwa kita harus berbuat baik juga kepada orang lain, tanpa pandang bulu atau SARA dan tak terikat oleh ruang/tempat dan waktu.  

·   "Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur. Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN." (1Sam 3:19-20). Semua orangtua kiranya mendambakan agar anak-anaknya 'makin besar dan Tuhan menyertai dia' , sehingga anak-anak senantiasa menghayati sabda atau firman Tuhan dalam cara hidup dan cara bertindaknya, dan dengan demikian kelak boleh disebut sebagai nabi-nabi Tuhan. Jika anda sebagai orangtua mendambakan demikian, maka baiklah anak-anak sungguh didampingi dan dididik dengan baik, dalam suasana kebebasan dan cintakasih Injili, artinya di satu sisi orangtua sungguh memboroskan waktu dan tenaga bagi anak-anaknya dan disisi lain membiarkan Tuhan sendiri yang telah menciptakan akan menganugerahi pertumbuhan dan arah masa depannya. Hendaknya tidak ada aneka macam bentuk 'pemerkosaan atau penindasan' pada anak-anak, dan marilah kita hayati sebagai orangtua tugasnya, setelah mengandung dan melahirkan, adalah 'menyiram' anak-anak dengan penuh kasih, merawatnya dalam kasih dan tekun. Penyiraman atau perawatan sifatnya merupakan bantuan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, karena yang menganugerahkan pertumbuhan dan perkembangan adalah Tuhan sendiri. Marilah kita perhatikan para petani yang dengan penuh kasih, sabar dan tenang merawat tanamannya.  Demi kesehatan dan kebugaran serta ketahanan anak-anak masa kini dan masa depan, hendaknya dijauhkan aneka intervensi  medis ataupun aneka jenis makanan dan minuman yang dapat memperlemah atau mengurangi daya tahan atau kebugaran anak-anak. Aneka makanan dan minuman instant dapat memperlemah dan mengurangi daya tahan dan kebugaran anak-anak: info ini saya peroleh dari sharing Pembina Akmil di Magelang. Konon para siswa Akmil masa kini memiliki daya tahan tubuh lebih lemah daripada para siswa masa lalu, dan setelah diteliti karena disebabkan oleh  jenis makanan dan minuman yang dikomsumsi. Bukankah kebanyakan anak-anak sekarang mengkomsumsi makanan dan minuman instant?

"Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata: "Sungguh, aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku." (Mzm 40:7-9)

Ign 11 Januari 2012

 


Senin, 09 Januari 2012

10 jan

"Tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea"

(1Sam 1:9-20; Mrk 1:21b-28)

"Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar.Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!"Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya." Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea" (Mrk 1:21b-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Mulai hari ini secara liturgis kita memasuki masa biasa, setelah masa NATAL. Sesuai dengan kutipan Warta Gembira hari ini, sebagai umat beriman atau beragama kita dipanggil untuk menjadi saksi iman, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita dapat mengusir setan atau aneka macam bentuk kejahatan. Semoga cara hidup dan cara bertindak kita yang dijiwai oleh iman dengan cepat tersebar di lingkungan hidup dan kerja kita masing-masing. Orang yang sungguh beriman pada umumnya hidup dan bertindak dengan saleh dan tenang, sehingga kesalehan dan ketenangannya mengusik setan-setan yang hidup dalam diri seseorang, dan setan-setanpun berteriak karena ketakutan. Maka ketika dalam hidup sehari-hari kita tiba-tiba menghadapi orang-orang yang berteriak atau kelihatannya mengancam kita, hendaknya tetap tenang saja, karena mereka itu bagaikan anjing menggonggong yang ketakutan. Coba perhatikan anjing menggonggong itu tanda ketakutan, karena kalau tidak takut ia langsung menyerang atau menggigitnya tanpa menggonggong. Sikapi dan hadapi orang-orang yang takut dengan tenang, karena dengan demikian mereka akan diam dan selanjutnya akan mengagumi ketenangan anda serta kemudian mewartakan ketenangan anda kemana-mana. Dalam hidup biasa sehari-hari kiranya kita akan menghadapi orang-orang yang ketakutan dan kelihatan mengancam, maka sekali lagi jika menghadapi yang demikian itu tetap tenang saja.

·   "TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya." (1Sam 1:11), demikian permohonan Hana, seorang ibu yang belum dianugerahi anak. Semoga doa permohonan Hana ini juga menjadi doa permohonan para ibu kepada Tuhan: " Jika Engkau memberikan kepada hambaMu ini seorang anak laki-laki, maka akan akan memberikan dia kepada TUHAN seumur hidupnya". Dengan kata lain kami berharap kepada para orangtua, khususnya ibu yang pada umumnya lebih dekat pada anak-anak lelakinya, kami harapkan untuk berpartisipasi dalam promosi panggilan imamat, mengingat dan memperhatikan masa kini kurang jumlah imam dan juga kwalitasnya merosot. Kami berharap ketika anaknya laki-laki tergerak untuk menjadi imam hendaknya didukung dan didoakan. Dukungan dalam keluarga antara lain berupa pendidikan atau pendampingan anak-anak agar peka terhadap kepetingan orang lain atau kesejahteraan umum, atau diperhatikan perihal kepekaan sosialnya. Jauhkan anak-anak dari aneka bentuk pemanjaan. Kami juga berharap kepada anda sekalian untuk berdoa bagi para imam, agar para imam setia pada panggilannya, setia dalam melayani umat Allah dengan rendah hati. Kebiasaan berdoa bersama di dalam keluarga, saling mendoakan antar anggota keluarga, juga merupakan wujud pembibitan panggilan di dalam keluarga. Maka hendaknya jangan melupakan doa harian dan sedapat mungkin didoakan bersama. Pada masa kini rasanya, mengingat pekerjaan dan tugas para anggota keluarga, waktu yang paling baik untuk berdoa bersama adalah sore/malam hari setelah makan malam bersama. Sekiranya tidak mungkin berkumpul karena tugas dan pekerjaan, baiklah di tempat yang berpisah berdoa bersama; dengan kata lain membuat perjanjian kapan berdoa dalam waktu yang sama (catatan: komunikasi masa kini dengan HP atau email dengan mudah dapat dilakukan, maka fungsikan sarana komunikasi modern ini untuk saling mempererat dan meneguhkan relasi kasih seluruh anggota keluarga).

"Hatiku bersukaria karena TUHAN, tanduk kekuatanku ditinggikan oleh TUHAN; mulutku mencemoohkan musuhku, sebab aku bersukacita karena pertolongan-Mu. Busur pada pahlawan telah patah, tetapi orang-orang yang terhuyung-huyung, pinggangnya berikatkan kekuatan. Siapa yang kenyang dahulu, sekarang menyewakan dirinya karena makanan, tetapi orang yang lapar dahulu, sekarang boleh beristirahat. Bahkan orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi orang yang banyak anaknya, menjadi layu.TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana.TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga." (1Sam 2:1.4-7)

Ign 10 Januari 2012