Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 16 November 2012

Minggu Biasa XXXIII

Mg Biasa XXXIII: Dan 12:1-3; Ibr 10:11-14.18; Mrk 13:24-32
"Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."
Hari-hari ini kiranya musim penghujan yang disertai badai atau puting beliung, yang antara lain juga mengakibatkan tanah longsor dan banjir bandang sedang atau mulai terjadi di wilayah Indonesia. Dampak dari itu semua antara lain muncul penyakit di sana-sana yang mengancam hidup manusia. Memang berbagai musibah atau bencana alam dapat memusnahkan apa yang ada di permukaan bumi ini. Kebakaran rumah atau gedung dapat memusnahkan isi rumah atau gedung yang bersangkutan. Begitulah sesuai dengan sabda Yesus bahwa "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu". Maka marilah di hari-hari terkakhir menjelang akhir Tahun Liturgi, tahun perjalanan iman kita, kita renungkan sabda Yesus tersebut.
"Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu." (Mrk 13:31)
Tuhan memang mahakuasa dan mahakuat, maha segalanya, maka sabdaNya pun tak akan musnah. Kita semua kiranya tahu bahwa Kitab Suci yang kita miliki dan terus kita pakai sampai saat ini ditulis ratusan tahun yang lalu, dan sampai sekarang masih memadai atau up to date, terus menerus didalami dan dipelajari serta diusahakan 'diterjemahkan' kedalam aneka bahasa dan gayanya agar dapat difahami dan berarti bagi siapapun. Maka dengan ini kami mengharapkan anda sekalian untuk setiap hari membaca dan merenungkan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, dan kiranya apa yang setiap hari saya kutipkan dan refleksikan berguna bagi anda sekalian. Tentu saja kami berharap ada ayat-ayat yang mengesan dan membekas secara mendalam dalam diri anda, sehingga cara hidup dan cara bertindak anda sungguh dijiwai oleh sabda Tuhan.
Maaf kalau saya mengutip apa yang tertulis dalam Hukum Gereja Katolik atau Kitab Hukum Kanonik, perihal sabda Tuhan, yang mengatakan atau  mengajarkan bahwa "Semua orang wajib mencari kebenaran dalam hal-hal yang menyangkut Allah dan GerejaNya, dan berdasarkan hukum ilahi mereka wajib dan berhak memeluk dan memelihara kebenaran yang mereka kenal" (KHK kan 748 $ 1). Marilah kita gunakan kewajiban dan hak kita perihal kebenaran-kebenaran. Pertama-tama dan terutama marilah kita cari kebenaran-kebenaran yang ada di dalam Kitab Suci, tentu saja yang sesuai dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Namun demikian hendaknya difahami bahwa apa yang disebut benar senantiasa berlaku universal, kapan saja dan dimana saja, maka hemat saya kebenaran yang bersifat universal adalah 'perintah atau sabda Tuhan perihal saling mengasihi satu sama lain, sebagaimana Tuhan telah mengasihi kita'. Maka kami  mengajak anda sekalian untuk mawas diri: sejauh mana kita hidup dan bertindak semakin saling mengasihi, sehingga kita semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama kita?
Jika kita sungguh hidup dan bertindak saling mengasihi, maka kita juga akan memahami sabda ini, yaitu "Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.Dan pada waktu itu pun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit" (Mrk 13:26-27). Kita akan termasuk ke dalam 'orang-orang pilihanNya', dan dengan demikian ketika kita dipanggil Tuhan segera bersatu dan berkumpul bersama orang-orang pilihanNya yang telah mendahului perjalanan menghadap Tuhan di sorga, hidup mulia dan berbahagia selamanya bersama para santo-santa, para kudus di sorga. Dalam hidup bahagia dan mulia di sorga tidak ada perbedaan satu sama lain, karena semuanya adalah 'orang-orang pilihanNya', yaitu selama hidup di dunia senantiasa hidup dan bertindak saling mengasihi satu sama lain tanpa pandang bulu, SARA.
Selanjutnya kami berharap kepada siapapun yang kaya akan harta benda atau uang, untuk menyadari bahwa semuanya itu bersifat sementara saja, tidak abadi atau tidak kekal, maka hendaknya memfungsikannya sedemikian rupa untuk semakin memahami dan mendalami sabda-sabda Tuhan, sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci. Dengan kata lain kami mengaharapkan anda sekalian untuk mendukung gerakan-gerakan pendalaman iman atau Kitab Suci, sehingga semakin banyak orang mengenal dan memahami kebenaran serta kemudian hidup dalam dan oleh kebenaran. Kepada para orangtua kami harapkan untuk sedini mungkin mendidik dan membina anak-anaknya dalam hal pengenalan, pengetahuan dan pemahaman sabda-sabda Tuhan sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci, dan untuk itu kiranya dapat digunakan Kitab Suci bagi Anak-anak.
"Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan" (Ibr 10:11-14)
Kutipan di atas ini kiranya baik untuk direnungkan oleh rekan-rekan imam, yang memiliki tugas perutusan untuk melayani dan mempersembahkan korban/Perayaan Ekaristi. Di dalam melayani umat Allah kami harapkan rekan-rekan imam meneladan Yesus, yang rendah hati serta mendatangi atau mengunjungi umat. Kunjungan hendaknya merata, tidak hanya mengunjungi orang-orang kaya saja, tetapi juga yang miskin dan berkekurangan. Selain mengunjungi umat pada hari Sabtu sore atau Minggu setelah mempersembahkan Perayaan Ekaristi, hendaknya memberi salam kepada umat yang berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi, dan mungkin untuk itu hanya saling berjabatan tangan.
Di dalam melayani umat Allah hendaknya juga rela berkorban bagi mereka serta menjadi saksi dalam hidup sederhana sebagaimana dianjurkan oleh Gereja, sebagai berikut:"Para klerikus hendaknya hidup sederhana dan menjauhkan dari segala sesuatu yang memberi kesan kesia-siaan. Harta benda, yang mereka terima pada kesempatan melaksanakan jabatan gerejawi, setelah dikurangi untuk penghidupan yang layak dan untuk memenuhi semua tugas jabatannya, sisanya hendaklah digunakan untuk kepentingan Gereja dan karya amal" (KHK kan 282). Sikap mental hidup sederhana ini hendaknya dididik dan dibiasakan sejak di seminari menengah dan tentu saja dengan teladan konkret dari staf, pembina maupun para guru di seminari terkait.
Perayaan Ekaristi merupakan puncak ibadat bagi umat Katolik, maka hendaknya Perayaan Ekaristi dipersembahkan sedemikian rupa sehingga mengesan bagi umat yang hadir atau berpartisipasi. Untuk itu hendaknya imam mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum mempersembahkan Perayaan Ekaristi. Maaf kalau saya mengangkat St.Ignatius Loyola: St.Ignatius Loyola senantiasa mempersiapkan Perayaan Ekaristi pada malam hari menjelang istirahat atau tidur untuk Perayaan Ekaristi pagi hari berikutnya, demikian juga sebelum mempersembahkan Ekaristi persiapan pribadi dengan berdoa atau bermeditasi. Hal yang sama juga dilakukan oleh Paus Yohanes Paulus II, yaitu selama seperempat jam sebelum Perayaan Ekaristi berdoa atau bermeditasi sendirian.
Di dalam Perayaan Ekaristi juga ada homili, maka hendaknya homili juga dipersiapkan sebaik mungkin dan apa yang disampaikan dalam homili sungguh bersumber atau berinspirasi dari bacaan Kitab Suci hari yang bersangkutan. Untuk itu memang perlu persiapan sehingga apa yang ada di dalam Kitab Suci dapat 'diterjemahkan' kedalam 'bahasa' umat setempat, sehingga apa yang disampaikan dalam homili sungguh mengesan dan menjiwai hidup mereka. Semoga rekan-rekan imam akhirnya layak disebut sebagai "orang-orang bijaksana bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya" (Dan 12:3).
"Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram;sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa." (mzm 16:8-11)
Ign 18 November 2012

17nov

"Berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu"
(1Yoh 3:14-18; Luk 6:27-38)
"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." "Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Luk 6:27-38), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Elisabet dari Hongaria, biarawati, hari ini saya  sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Seorang biarawati adalah orang yang sungguh membaktikan hidup sepenuhnya kepada Tuhan, Penyelenggaraan Ilahi, dan dengan demikian cara hidup dan cara bertindaknya diharapkan sesuai dengan kehendak Tuhan atau menghayati sabda-sabda Yesus dan meneladan cara hidup serta cara bertindakNya. Sabda Yesus hari ini adalah "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu". Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan segenap anggota lembaga hidup bakti, biarawan dan biarawati, untuk menghayati sabda Yesus ini dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun. Sabda di atas ini kiranya juga dapat diwujudkan dengan bermurah hati kepada siapapun; bermurah hati artinya hatinya dijual murah, siapapun boleh minta hatinya, dengan kata lain memperhatikan siapapun tanpa pandang bulu, SARA. Maka kami berharap kepada rekan-rekan biarawan dan biarawati untuk tidak pilih-pilih sesuai dengan selera pribadi dalam hal tugas pekerjaan maupun pergaulan. Tugas pekerjaan apapun atau tempat kerja dimanapun yang diberikan oleh Tuhan melalui pembesar hendaknya dilaksanakan dengan murah hati, dilaksanakan sebaik mungkin. Demikian pula dalam kerja hendaknya bergaul mesra dengan siapapun yang terlibat dalam kerja atau tugas. Secara khusus kami harapkan tetap bermurah hati kepada mereka yang membenci atau mempersulit kita dalam hidup dan tugas.

·   "Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya" (1Yoh 3:14-15). Membenci memang merupakan tindakan halus untuk membunuh atau menyingkirkan orang lain. Lebih halus dari membenci atau mengeluh atau menggerutu. Sebagai orang beriman, yang berarti juga membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan, marilah kita hayati kasih dan kemurahan hati Tuhan serta kita salurkan ke mana-mana. Ingatlah dan sadari serta hayati bahwa Tuhan tidak pernah membenci atau memusuhi kita, dalam situasi dan kondisi apapun kita tepat dikasihi oleh Tuhan. Kita semua kiranya mendambakan hidup kekal, bahagia dan mulia selamanya, di sorga setelah meninggal dunia. Hidup kekal ini masa kini sudah dapat kita hayati atau nikmati dalam pengharapan, artinya kita senantiasa penuh harapan, yang berarti senantiasa ceria, gembira dan dinamis, sehingga menarik, memikat dan mempesona orang lain, cara hidup dan cara bertindak kita sungguh menjadi wujud kemurahan hati kita kepada saudara-saudari kita. Persaudaraan atau persahabatan sejati pada masa kini sungguh mendesak untuk dihayati dan disebarluaakan.
"Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita. Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku" (Mzm 34:2-5)
Ign 17 November 2012

Kamis, 15 November 2012

16 nov

"Barangsiapa kehilangan nyawanya ia akan menyelamatkannya"
(2Yoh 4-9; Luk 17:26-37)

"Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya. Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. Ingatlah akan isteri Lot! Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." [Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.] Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."(Luk 17:26-37), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari rini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Hari-hari ini kita mulai mendekati akhir Tahun Liturgi sebelumnya memasuki Tahun Baru Liturgi, masa Adven. Dengan kata lain sudah hampir selama setahun kita merenungkan sabda-sabda Tuhan, yang berarti sudah cukup banyak yang kita baca dan renungkan. Sabda hari ini mengajak kita semua untuk mawas diri dengan cermin sabdaNya:"Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya". Dengan kata lain sejauh mana kita telah hidup dan bertindak dijiwai oleh sabda-sabda Tuhan, tidak hidup dan bertindak hanya mengikuti selera atau  keinginan pribadi atau sebagai orang beriman kita semakin beriman, sebagai suami-isteri semakin saling mengasihi, sebagai pekerja semakin terampil bekerja, sebagai orang yang bertugas belajar semakin berpengetahuan dan dewasa, sebagai anggota lembaga hidup bakti semakin membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dst.. Ada kemungkinan diri kita tidak lama lagi dipanggil Tuhan, mengingat dan memperhatikan kematian dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, maka apakah kita telah siap sedia dipanggil Tuhan atau meninggal dunia untuk selanjutnya menikmati hidup bahagia dan mulia selamanya di sorga. Maka baiklah kita mawas diri bahwa ketika dilahirkan di dunia ini kita tidak membawa harta kekayaan apa-apa, dalam keadaan telanjang bulat, dan ketika dipanggil Tuhan kita pun juga tak mungkin membawa harta benda atau kekayaan sedikitpun. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan siapapun yang kaya akan harta benda atau uang untuk memfungsikannya sedemikian rupa sehingga anda semakin beriman atau semakin suci, semakin siap sedia sewaktu-waktu dipanggil Tuhan.

·   "Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya" (2Yoh 6). Perintah agar hidup saling mengasihi kiranya diajarkan oleh semua agama atau keyakinan, dan kita semua kiranya telah berkali-kali mendengarkan homili atau kotbah atau mungkin membaca buku-buku rohani atau keagamaan, dengan kata lain secara jujur hendaknya mengakui bahwa kita telah mengenal perintah-perintahNya, dan semua perintahNya kiranya dipadatkan dalam perintah untuk hidup saling mengasihi. Maka pertanyaan bagi kita semua: apakah kita semakin hidup saling mengasihi, dan dengan demikian juga bersahabat dan bersaudara dengan siapapun tanpa pandang bulu, SARA? Marilah kita ingat, sadari dan hayati bahwa masing-masing dari kita adalah buah kasih atau yang terkasih, dapat tumbuh berkembang sebagaimana adanya pada saat ini hanya karena dan oleh kasih. Dengan kata lain kita kaya akan kasih, maka panggilan untuk saling mengasihi tidak sulit asal kita tidak pelit, yaitu tinggal menyalurkan kasih kepada orang lain, yang kita miliki secara melimpah ruah. Tidak hidup saling mengasihi berarti tidak beriman, tidak percaya kepada Tuhan alias kafir. Sekali lagi kita semua diingatkan bahwa sejak semua, sejak dilahirkan di dunia ini, kita telah mendengar dan menikmati kasih, maka hendaknya jangan dilupakan, melainkan hendaknya diperdalam dan diperkembangkan, sehingga pada suatu saat kita siap sedia bertemu dengan 'Kekasih Sejati', Allah, ketika kita meninggal dunia.
"Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati" (Mzm 119:1-2)
Ign 16 November 2012

Rabu, 14 November 2012

15 nov

"Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini"
(Flm 7-20; Luk 17:20-25)

" Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut. Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini" (Luk 17:20-25), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Kerajaan Allah berarti Allah yang meraja atau menguasai. Kapan Allah sungguh merajai atau menguasai kita, umat beriman? Allah sungguh merajai atau menguasai kita tidak lain adalah ketika kita hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Pada masa kini hemat saya hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur akan menghadapi banyak masalah, tantangan dan hambatan, mengingat dan memperhatikan kemerosotan moral menjiwai hampir semua bidang kehidupan bersama di tengah masyarakat. "Sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu", demikian sabda Yesus. Memang di antara kita pasti ada orang-orang yang sungguh baik, bermoral atau berbudi pekerti luhur, demikian pula kami percaya bahwa dalam diri pribadi kita masing-masing ada kehendak baik. Maka marilah kita sharingkan kehendak baik kita kepada saudara-saudari kita serta kemudian kita sinerjikan sehingga ada satu kehendak baik milik bersama-sama untuk selanjutnya diwujudkan bersama-sama. Jika dalam kebersamaan kita pasti mampu mengatasi aneka hambatan, masalah dan tantangan, dan tentu saja kita semua harus siap sedia untuk berkorban dan berjuang, yang mungkin disertai oleh aneka penderitaan. Tak pernah ada perjuangan tanpa pengorbanan dan penderitaan. Perhatikan para atlit atau olahragawan yang sukses: bukankah mereka sungguh berjuang dengan pengorbanan dan penderitaan. Kami berharap, sekali lagi kami tujukan atau arahkan kepada para orangtua: janganlah memanjakan anak-anak anda, melainkan sedini mungkin pelan-pelan, berproses perkenalkan dan didik anak-anak bahwa untuk hidup baik, sejahtera, bahagia dan selamat orang harus berjuang dengan pengorbanan dan penderitaan. "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian", begitulak kata sebuah pepatah yang selayaknya menjadi acuan hidup kita: bekerja keras dahulu baru gajian.

·   "Dari kasihmu sudah kuperoleh kegembiraan besar dan kekuatan, sebab hati orang-orang kudus telah kauhiburkan, saudaraku.Karena itu, sekalipun di dalam Kristus aku mempunyai kebebasan penuh untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan,tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya dari padamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus -- dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku." (Flm 7-11). Onesimus adalah sesuatu yang berguna, menguntungkan dan bermanfaat. Yang dimaksudkan dalam kutipan di atas ini antara lain adalah Kitab Suci atau sabda-sabda Tuhan. Selama berada dalam penjara karena Kristus Yesus, Paulus tidak tinggal diam, melainkan tetap giat dan rajin membaca dan merenungkan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci (dalam kesendirian tanpa diganggu orang sungguh merupakan kesempatan untuk secara pribadi bertemu dengan Tuhan). Maka marilah di Tahun Iman ini kita tingkatkan dan perdalam dalam hal membaca dan merenungkan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci. Kita semua kiranya mendambakan keuntungan terus menerus dalam hidup dan bekerja, tetapi lebih dalam hal keselamatan jiwa. Jika kita sungguh mendambakan keuntungan terkait dengan keselamatan jiwa kita, maka jangan melupakan hidup rohani atau doa setiap hari, dan tentu saja kapan pun dan dimana pun senantiasa melakukan apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan, terutama keselamatan atau kebahagiaan jiwa manusia. Akan menjadi kegembiran besar dan tak akan mudah terlupakan jika apa yang kita lakukan sungguh menyelamatkan jiwa kita sendiri maupun jiwa orang lain yang kena dampak hidup dan kerja kita.

"Yang menegakkan keadilan untuk orang-orang yang diperas, yang memberi roti kepada orang-orang yang lapar. TUHAN membebaskan orang-orang yang terkurung, TUHAN membuka mata orang-orang buta, TUHAN menegakkan orang yang tertunduk, TUHAN mengasihi orang-orang benar. TUHAN menjaga orang-orang asing, anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya.TUHAN itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-temurun! Haleluya" (Mzm 146:7-10)
Ign 15 November 2012
Note: Selamat Tahun Baru (1Muharam 1434 H)

Selasa, 13 November 2012

14 nov

"Aku harus berada di dalam rumah BapaKu?"
(2Pet 1:2-11; Luk 2:41-50)

"Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka" (Luk 2:41-50), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan St.Stanislaus Kostka, biarawan SJ, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Pertama-tama saya minta maaf, karena saya seorang Yesuit, maka saya ambil bacaan untuk mengenangkan St.Stanislaus Kostka. Seorang biarawan berarti menjadi anggota lembaga hidup bakti atau juga disebut religius, maka memiliki tugas kerasulan utama : menjadi 'saksi hidup yang telah dibaktikan, sebagaimana dikatakan dalam KHK bahwa "Kerasulan semua religius pertama-tama terletak dalam kesaksian hidup mereka yang sudah dibaktikan, yang harus mereka pelihara dengan doa dan tobat" (KHK kan 673). 'Memelihara hidup bakti dengan doa dan tobat' kiranya senada dengan senantiasa 'berada di rumah Bapa/Allah', alias dalam keadaan suci, bersih dari aneka macam bentuk dosa. Pakaian resmi para religius pada umumnya juga berwarna putih, yang menunjukkan kesucian atau kebersihan, maka dengan ini kami mengingatkan dan mengajak segenap anggota lembaga hidup bakti, para biarawan dan biarawati untuk senantiasa setia pada karisma pendiri, sungguh membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah, Penyelenggaraan Ilahi. Maka ketika melihat cara hidup dan cara bertindak para biarawan dan biarawati tidak sungguh membaktikan hidupnya alias suci, hendaknya umat tidak takut dan ragu menegor dan mengingatkannya dengan rendah hati. Tanyakan pada diri anda sendiri maupun orang lain yang telah dibaptis: "Apakah aku/anda telah dibaptis?". Bukankah dibaptis berarti disucikan atau dibersihkan dari dosa dan orang hanya mau mengabdi Tuhan saja serta menolak godaan setan?

·   "Kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang" (2Pet 1:5-7). Kiranya kita semua mengaku diri sebagai orang beriman, maka marilah kita hayati saran atau nasihat Petrus di atas ini. Ada tiga keutamaan utama yaitu iman, harapan dan cinta. Jika kita sungguh beriman selayaknya kita akan hidup saling mencinta atau mengasihi dengan siapapun dan dimana pun tanpa pandang bulu, tempat maupun waktu. Ingatlah bahwa dari iman ke cinta harus melalui harapan, dan isi harapan tidak lain adalah sebagaimana dikatakan Petrus di atas, yaitu senantiasa berusaha menambahkan pada diri kita: pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan dan kasih kepada saudra-saudara. Apa yang perlu ditambahkan ini hendaknya diusahakan dengan bergairah dan ceria, sebagai bukti bahwa kita hidup dalam pengharapan, dan keutamaan-keutamaan terjadi secara berurutan, artinya pertama-tama kita harus menambahkan pengetahuan, maka marilah di Tahun Iman ini kita pelajari aneka macam dokumen Gerejani. Ada bahaya ketika orang kaya akan pengetahuan akan jatuh ke kesombongan, maka hendaknya kemudiaan diusahakan 'penguasaan diri', dan dari penguasaan diri yang sukses orang akan tekun dan dari ketekunan lahirlah kesalehan, serta kemudian berkembang menjadi cintakasih. Kami harapkan keutamaan-keutamaan tersebut sedini mungkin dibiasakan atau dididikkan pada anak-anak dengan teladan konkret dari orangtua.

"Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku TUHAN, untuk bersyukur kepada nama TUHAN sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di sanalah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga raja Daud." (Mzm 122:1-5)
Ign 13 November 2012

Minggu, 11 November 2012

12 nov


"Jagalah dirimu!"
(Tit 1:1-9; Luk 17:1-6)

"Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini. Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia." Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!" Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu." (Luk 17:1-6), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Yosafat, Uskup dan Martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Orang yang tak dapat menjaga atau mengurus dirinya dengan baik dan benar pasti tak mungkin atau tak dapat menjaga atau  mengurus orang lain. Dengan kata lain orang yang tak dapat mengurus atau menjaga dirinya akan menjadi batu sandungan bagi orang lain melakukan dosa atau tindak kejahatan. Sabda hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua agar dalam hidup sehari-hari tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain serta dengan rela dan besar hati mengampuni siapapun yang menyalahi atau menyakiti kita alias berdosa. Pertama-tama kami mengajak dan mengingatkan kita semua di dalam Tahun iman ini hendaknya kita sungguh menjaga dan mengurus iman kita sebaik mungkin. Secara khusus kepada para gembala atau pelayan umat kami harapkan dapat menjadi contoh atau teladan dalam penghayatan iman. Memang setia pada iman pada masa kini sungguh merupakan bentuk penghayatan rahmat kemartiran, mengingat dan memperhatikan kemerosotan moral terjadi di sana-sini dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi saksi kasih pengampunan pada masa kini kiranya juga merupakan salah satu bentuk penghayatan rahmat kemartiran, mengingat dan memperhatikan bahwa banyak orang lebih suka balas dendam ketika dirinya disakiti atau dipersulit hidupnya. Yesus mengingatkan bahwa jika kita memiliki iman sekecil 'biji sesawi' saja kita dapat melakukan sesuatu yang luar biasa, termasuk menjadi saksi iman dalam kondisi dan situasi apapun serta mengampuni mereka yang menyalahi atau menyakiti kita. Marilah kita hidup saling mengampuni sebagai perwujudan iman kita kepada Tuhan, yang senantiasa mengampuni kesalahan dan dosa-dosa kita.

·   "Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu,yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib.Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah,melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya" (Tit 1:5-9). Kutipan di atas ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi bagi para pelayan atau gembala umat, yaitu hendaknya "tidak bercacat, tidak angkuh, buka pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat memguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar". Dari hal-hal yang bersifat negatif di atas kiranya yang baik diusahakan pada masa kini adalah 'bukan pemarah dan tidak serakah', dengan kata lain senantiasa hidup dan bertindak dengan rendah hati dan sederhana. Jika dapat rendah hati dan sederhana maka pasti suka memberi tumpangan, yang baik, bijaksana, adil, saleh dan dapat menguasai diri. Menguasai diri berarti mengendalikan diri dan ketika orang dapat menguasai diri maka sikap terhadap orang lain pasti akan melayani, sebaliknya jika orang tak dapat menguasai diri maka sikap terhadap yang lain pasti menindas dan mencelakakan. Kesederhanaan dalam cara hidup dan cara bertindak para pelayan atau gembala umat sangat diharapkan. Maka jika ada pelayan atau gembala umat tidak hidup sederhana hendaknya umat tidak takut menegor dan mengingatkannya.

"TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai."Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?""Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu." (Mzm 24:1-4)
Ign 12 November 2012