Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Sabtu, 26 Oktober 2013

10Juli

"Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel"

(Kej 41:55-57: 42:5-7a.17-24a; Mat 10:1-7)

"Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka
untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan
segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon
yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus
dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius
pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan
Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia. Kedua belas murid itu diutus
oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang
ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan
pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan
beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat." (Mat 10:1-7), demikian
kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Dipanggil menjadi rasul berarti diutus untuk melakukan sesuatu
yang diperintahkan oleh yang mengutus. Dalam Warta Gembira hari ini
Yesus memanggil para rasul dan mengutus mereka untuk pergi dan
mewartakan bahwa "Kerajaan Sorga sudah dekat". Kita semua, sebagai
umat beriman, memiliki panggilan rasuli, maka marilah dimana pun
berada atau kemana pun kita pergi senantiasa mewartakan bahwa
"Kerajaan Sorga sudah dekat". Kerajaan Sorga yang dimaksudkan antara
lain bahwa Allah atau Sorga merajai atau menguasai cara hidup dan cara
bertindak kita, dengan kata lain sebagai orang beriman cara hidup dan
cara bertindak kita senantiasa baik, bermoral dan berbudi pekerti
luhur, sehingga orang lain dapat melihat dan mengimani bahwa Allah
sungguh hidup dalam diri kita, merajai diri kita. Mereka pun akhirnya
akan tergerak untuk membuka diri terhadap Penyelenggaraan Ilahi dan
siap sedia untuk hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah
juga. Dengan demikian kebersamaan hidup kita dirajai oleh Allah bukan
dirajai oleh roh jahat atau setan. Kami percaya bahwa kita semua
mendambakan agar kehidupan bersama dimana pun dan kapan pun senantiasa
menarik, mempesona dan menawan, tiada seorang pun dalam kebersamaan
hidup kita menderita atau sakit, dan sekiranya ada yang menderita atau
sakit dengan segera yang bersangkutan dibantu untuk membebaskan diri
dari penderitaan atau sakit. Marilah kita lihat dengan teliti dan
cermat apakah dalam kebersamaan hidup kita ada orang yang menderita
dan sakit, entah itu secara fisik atau spiritual, jasmani atau rohani.

·   "Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya
kepadamu." (Kej 41:55), demikian kata Firaun kepada rakyat Mesir. Kata
atau perintah Firaun pasti dilaksanakan oleh rakyatnya, demi
keselamatan seluruh rakyat Mesir. Pada umumnya perintah Firaun sungguh
baik dan menyelamatkan, tetapi belum tentu apa yang terjadi dengan
para pemimpin pemerintahan dunia lainnya, mengingat dan mencermati
bahwa masih ada pemimpin dunia yang hanya mencari enak sendiri, demi
keuntungan diri pribadi dan kurang memperhatikan kesejahteraan atau
keselamatan rakyatnya. Kami berharap kepada para orangtua untuk
senantiasa mengusahakan kebahagiaan dan kesejahteraan anak-anaknya,
sehingga anak-anak juga belajar hidup taat serta kemudian
mengembangkan dan memperdalam ketaatan dalam hidup sehari-hari dalam
tugas dan pekerjaannya. Ketaatan kepada aneka tata tertib dan aturan
pada masa kini sungguh mendesak dan up to date untuk dihayati dan
disebarluaskan, mengingat pelanggaran atau pelecehan aneka tata tertib
dan aturan masih marak di sana-sini. Memang hal ini juga mengandaikan
bahwa tata tertib dan aturan senantiasa demi keselamatan atau
kesejahteraan umum atau bersama. Maka dengan ini kami berharap mereka
yang membuat tata tertib atau aturan sungguh mengutamakan kepentingan,
kesejahteraan atau keselamatan umum bersama, sehingga tata tertib atau
aturan yang dibuat dengan kerja keras sungguh operasional, tidak
sia-sia. Aneka aturan dan tata tertib di Indonesia ini sering dibuat
terlalu kompromis, sehingga orang dengan mudah mencari lobang-lobang
dalam aturan atau tata tertib dengan mudah, untuk melanggarnya alias
tidak perlu mentaati atau melaksanakan tata tertib atau aturan yang
bersangkutan. Semakin banyak aturan atau tata tertib menunjukkan
ketidak-dewasaan rakyat, demikian juga semakin detil aturan dan tata
tertib juga mendorong orang untuk melanggar atau tidak mentaatinya.
Hendaknya aturan dan tata tertib berdasarkan kebenaran-kebenaran bukan
selera pribadi atau golongan saja.

"Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan
gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah
kecapi baik-baik dengan sorak-sorai.TUHAN menggagalkan rencana
bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa;tetapi rencana
TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun." (Mzm
33:2-3.10-11)

Ign 10 Juli 2013

0 komentar: