Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Sabtu, 19 Januari 2013

MgBiasa II


Mg Biasa II: Yes 62:1-5; 1Kor 12:4-11; Yoh 2:1-11
"Pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur"
Warta Gembira dari perikop Injil Yohanes hari ini sering dipilih dalam bacaan Injil dalam Misa Penerimaan Sakramen Perkawinan di lingkungan Gereja Katolik. Dalam Warta Gembira hari ini dikisahkan bahwa Yesus mengadakan mujizat, merubah air menjadi anggur, dalam peristiwa perjamuan perkawinan di Kana. Sebagaimana terjadi pada umumnya dalam perjamuan perkawinan menyediakan jamuan makan bagi para tamu sebaik dan senikmat mungkin, sehingga para tamu sangat terkesan. Kiranya dapat dibayangkan betapa malu pemilik perjamuan ketika tahu bahwa jamuan makan yang disediakan mengalami kekurangan atau kurang enak dan kurang nikmat. Begitulah yang terjadi dalam pesta perkawinan di Kana, dan kehadiran SP Maria beserta Yesus sungguh menyelamatkan keluarga yang bersangkutan maupun mempelai yang sedang berbahagia. Maka baiklah kami mengajak anda sekalian yang percaya kepada SP Maria dan Yesus untuk mawas diri sejauh mana SP Maria dan Yesus berperan dalam hidup keluarga kita.
"Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu -- dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya -- ia memanggil mempelai laki-laki" (Yoh 2:8-9)
Air menjadi anggur, yang segar menjadi nikmat, itulah kiranya yang terjadi dalam peristiwa perjamuan perkawinan di Kana. Hal itu terjadi karena kehadiran dan peran SP Maria serta Yesus. SP Maria adalah Bunda kita, sedangkan Yesus adalah Tuhan dan Penyelamat kita, maka secara khusus kami mendambakan segenap anggota keluarga menghayati kehadiran dan peran SP Maria dan Yesus di dalam keluarga. Pertama-tama marilah meneladan SP Maria yang peduli dan peka akan kebutuhan orang lain, sehingga menghindarkan nama baik orang lain terganggu. Memang hemat saya di dalam keluarga yang cukup kepada akan kebutuhan orang lain atau anggota keluarganya pada umumnya ialah para ibu. Maka dengan ini kami mengajak para ibu untuk mendidik dan mengajak segenap anggota keluarganya dalam hal kepekaan dan kepedulian kepada yang lain.
Sebagai orang yang beriman kepada Yesus kita dipanggil meneladanNya antara lain dengan mengubah yang tidak enak menjadi enak, yang tidak segar menjadi segar, yang loyo menjadi bergairah, yang putus asa menjadi berpengharapan, atau dengan kata lain mengubah lingkungan hidup yang kurang baik menjadi baik, sehingga mempesona, menarik dan memotivasi orang lain untuk mendekat dan menggabungkan diri. Hadapi dan sikapi segala sesuatu dalam dan dengan cintakasih, karena dengan demikian segala sesuatu akan enak dan nikmat adanya. Ingat dan sadari, terutama bagi anda yang sedang berpacaran atau bertunangan, dengan kata lain silahkan kenangkan masa pacaran dan tunangan: bukankah apa-apa yang tidak enak dari calon pasangan hidupnya, pacarnya atau tunangannya senantiasa dihadapi dan disikapi dalam dan dengan cinta kasih, sehingga  semuanya baik adanya? Kami berharap baik kepada suami maupun isteri untuk melanjutkan pengalaman masa pacaran atau tunangan tersebut dalam hidup bersama sebagai suami-isteri.
Hidup berkeluarga didasari dan diikat oleh cintakasih, maka baiklah dihayati ajaran atau sharing perihal kasih dari Paulus ini, yaitu: "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." (1Kor 13:4-7). Maka kami berharap kepada segenap anggota keluarga untuk menghayati ajaran kasih Paulus di atas ini dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari. Ketika orang menerima dan mengalami pengalaman mendalam dalam hal saling mengasihi di dalam keluarga, maka kelak ketika mereka hidup di luar keluarga akan saling mengasihi dengan siapapun tanpa pandang bulu.
"Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama " (1Kor 12:4-7)
Jutaan atau milyardan manusia di bumi ini berbeda satu sama lain, tidak ada yang sama persis atau identik, meskipun kembar, sebagaimana anggota tubuh kita yang begitu banyak jumlahnya juga berbeda satu sama lain, beda tempat maupun fungsi. Yang paling kentara antar manusia adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan, namun meskipun berbeda atau karena berbeda satu sama lain laki-laki dan perempuan saling tertarik, saling ingin mendekat dan bersaudara atau bersahabat sampai ada yang menjadi satu sebagai suami-isteri sampai mati. Yang berbeda antara laki-laki dan perempuan menjadi daya tarik dan daya pemersatu, itulah yang terjadi, maka kiranya seruan atau peringatan Paulus di atas sungguh merupakan kebenaran ilahi.
"Kepada tiap-tiap orang dikaruniakan pernyataan Roh untuk kepentingan bersama", demikian peringatan Paulus kepada umat di Korintus, kepada kita semua umat beriman. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua: marilah kita fungsikan bakat, kemampuan dan keterampilan yang kita miliki demi kepentingan atau kesejahteraan bersama/umum. Bakat, kemampuan dan keterampilan semakin disumbangkan demi kepentingan umum/bersama atau orang lain tidak akan habis, melainkan justru akan semakin handal, mantab dan akurat serta berkembang. Marilah kita bercermin pada atau belajar dari anggota tubuh kita, yang saling bekerjasama sangat luar biasa, masing-masing anggota di tempatnya masing-masing fungsional bagi kesehatan dan kesegaran tubuh. Tidak ada yang iri, saling membenci atau melecehkan. Maka dengan ini kami mengharap kita semua untuk saling memberi dan menerima, mengajar dan belajar: yang kaya akan harta benda mungkin memberikan sebagian harta bendanya kepada mereka yang miskin seraya belajar keutamaan-keutamaan hidup dari mereka yang miskin akan harta benda namun kaya akan nilai dan keutamaan hidup, dst..
Kerjasama atau gotong-royong dalam melaksanakan segala sesuatu pasti akan sukses. Ingat yang menjadi juara dunia sepak bola yang lalu bukan kesebelasan dari Ameka Latin yang bertebaran bintang-bintang sepak bola dan juga senior, tetapi kesebelasan dari Eropa yang memiliki kerjasama team luar biasa. Kami berharap dalam tugas pekerjaan atau kewajiban apapun hendaknya senantiasa dikerjakan dalam kerjasama atau gotong-royong. Sekali lagi kami angkat atau ingatkan bahwa masing-masing dari kita adalah buah atau korban kerjasama atau gotong-royong kasih total, yaitu kerjasama bapak dan ibu kita sebagai pekerjasama karya penciptaan Allah. Maka jika kita tidak bekerjasama atau bergotong-royong berarti kita ingkar diri atau tidak tahu terima kasih dan syukur.
"Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa." (Mzm 96:1-3)
 
Ign 20 Januari 2013

Jumat, 18 Januari 2013

19 Jan


"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib tetapi orang sakit"
(Ibr 4:12-16;Mrk 2:13-17)
"Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia.Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."(Mrk 2:13-17),demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Yesus adalah Penyelamat Dunia, maka dimana ada bagian dunia atau orang tidak selamat Ia selamatkan , tanpa pandang bulu siapapun yang membutuhkan keselamatan Ia layani dengan senang hati. Demikian juga ketika ada orang berdosa diampuniNya. Dalam warta gembira hari dikisahkan Lewi, pemungut cukai, yang oleh masyarakat atau warga dipandang sebagai pendosa besar dan harus disingkirkan atau dijauhi. Yesus mendatangi Lewi, makan bersamanya serta mengampuni dosa-dosanya.  Melihat hal itu ahli-ahli Taurat dan golongan Farisi berkomentar :"Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?". Dan Yesus pun menanggapinya:"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar,melainkan orang berdosa". Kami percaya bahwa di antara kita tak ada satupun yang bebas dari dosa atau penyakit. Maka dalam rangka menghayati Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani saya mengajak dan mengingatkan segenap murid atau pengikut Yesus Kristus untuk sungguh menggalang dan memperteguh persatuan, dan cara untuk itu antara lain saling mendoakan dan mengampuni satu sama lain, tidak pernah melecehkan seorang pun atau menginjak-injak harkat martabat manusia. Perbedaan yang ada di antara kita hendaknya menjadi dorongan dan kekuatan untuk menggalang dan memperteguh persatuan, maka hendaknya apa yang sama di antara kita hendaknya dihayati secara mendalam dan handal, sehingga apa yang berbeda akan fungsional memperkuat dan memperdalam persatuan. Semoga kita tidak bersikap mental seperti para ahli Taurat atau orang-orang Farisi.
·   "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab" (Ibr 4:12-13). Kami percaya bahwa kita semua pernah mendengarkan 'firman Allah' sebagaimana tertulis didalam Kitab Suci kita masing-masing, maka sejauh mana firman Allah sungguh menjiwai dan menghidupi cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Firman Allah jika sungguh kita dengarkan dan hayati pasti akan menelanjangi diri kita, dan tiada satu bagian pun dari diri kita yang tertutup. Jika kita sungguh saling 'telanjang' alias terbuka satu sama lain dalam hal-hal yang dibutuhkan untuk hidup bersama, maka persatuan sebagaimana didambakan oleh Allah akan segera menjadi kenyataan atau terwujud. Maka dalam rangka persatuan umat Kristiani kami harapkan kita saling terbuka satu sama lain, dan tentu saja ketika kita menerima keterbukaan atau sharing dari orang lain tidak dijadikan bahan rekreasi atau pembicaraan yang tidak perlu, karena dapat menghambat usaha persatuan. Dengan kata lain marilah kita galang dan perdalam 'gerakan tranparansi', yang berarti memang tidak asal membuka diri, tetapi membuka diri dimana perlu, karena masih cukup banyak orang yang bersikap mental kurang baik, yaitu menggunakan kerbukaan orang lain untuk menjatuhkannya. Marilah kita ingat dan kenangkan bahwa manusia pertama, Adam dan Hawa, ketika dalam keadaan baik, saling telanjang satu sama lain tidak ada yang malu serta tidak ada yang berpikiran jahat. Memang ketika dosa mulai memasuki manusia, setiap ketelanjangan dapat merangsang ke arah dosa, perbuatan yang tidak baik. Semoga kita hidup dan bertindak dalam dan oleh firman Allah, sehingga kita saling terbuka satu sama lain tanpa malu dan tiada rangsangan untuk melakukan kejahatan sedikitpun.
"Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya" (Mzm 19:8-10)
Ign 19 Januari 2013

Kamis, 17 Januari 2013

18 Jan


"Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?"
(Ibr 4:1-5.11; Mrk 2:1-12)
"Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka,ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang.Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" -- berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu --: "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."(Mrk 2:1-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Mulai hari ini kita memasuki "Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani", maka marilah kita sebagai umat Kristiani mawas diri sejauh mana kita senantiasa menggalang dan memperkuat atau memperteguh persatuan kita dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. Semoga kita tidak berpikiran seperti para ahli Taurat yang berpikir jelek terhadap Yesus yang mengampuni dosa orang. Kasih pengampunan merupakan dasar atau modal untuk hidup dalam persaudaraan atau persatuan sejati. Kami percaya bahwa masing-masing dari kita dengan mudah melakukan kesalahan atau tidak ada di antara kita yang mulus, tidak pernah melakukan kesalahan. Yang terjadi adalah bahwa kita berbuat salah dan langsung diampuni oleh orang yang menderita karena kesalahan kita dan kita tidak merasa diampuni. Kami berharap kita semua senantiasa berpikiran positif terhadap orang lain, lebih-lebih terhadap mereka yang telah melakukan sesuatu yang baik dan bagi kita mungkin hal baru . Imani atau percayai bahwa perbuatan baik yang dilakukan merupakan perwujudan imannya kepada Allah, bukan untuk menyombongkan diri, melainkan sungguh merupakan perwujudan iman. Jika dalam hidup bersama kita senantiasa saling mengasihi dan mengampuni, maka siapapun yang melihat kebersamaan kita akan berkata: "Yang begini belum pernah kita lihat". Persaudaraan atau persatuan sejati hemat saya masa kini sungguh mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebarluaskan.
·   "Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku. Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya." (Ibr 4:1-2). Yang dimaksudkan dengan kata 'ketinggalan' disini kiranya mereka yang suka mengurung diri dan menutup diri, kurang bergaul dengan saudara-saudarinya, entah karena takut atau sombong. Kita semua adalah sama-sama ciptaan Allah, sama-sama beriman dst.., maka hendaknya tidak perlu takut bergaul dan hidup bersama dengan siapapun. Sekali lagi kami angkat dan ingatkan bahwa segala sesuatu ketika dikerjakan bersama-sama, dalam gotong-royong pasti akan berhasil dengan baik, dapat diselesaikan sesuai dengan apa yang didambakan. Marilah kita sadari dan hayati bahwa masing-masing dari kita adalah buah kerjasama atau  gotong-royong dalam kasih, yaitu kerjasama bapak-ibu kita dalam rangka berpartisipasi dalam karya penciptaan Allah. Karena kita adalah buah kerjasama atau gotong-royong, maka jatidiri kita yang benar adalah jika kita dalam hidup dan berkarya senantiasa bekerjasama atau bergotong-royong. Dalam masyarakat kita kenal aneka paguyuban yang didirikan untuk menggalang dan memperdalam persaudaraan atau persatuan sejati, semoga juga ada kerjasama antar paguyuban, dan masing-masing paguyuban tidak terjebak pada primordialisme, pengkotakan dalam suku atau daerah asal.
"Yang telah kami dengar dan kami ketahui, dan yang diceritakan kepada kami oleh nenek moyang kami,, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya" (Mzm 78:3-4bc)
Ign 18 Januari 2013

Rabu, 16 Januari 2013

17Jan


"Datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
(Ef 6:10-13.18; Mat 19:16-21)
" Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." (Mat 19:16-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Antonius, Abas, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Sebagai umat beriman atau beragama kiranya kita semua mendambakan hidup yang kekal, bahagia selama-lamanya setelah dipanggil Tuhan atau meninggal dunia.  Bagi kita yang beriman kepada Yesus Kristus diharapkan secara total mengikutiNya, sebagaimana dilakukan oleh St.Antonius, "menjual segala miliknya dan kemudian memberikannya kepada orang-orang miskin, lalu secara total mengikuti Yesus Kristus alias mengandalkan diri pada Penyelenggaraan Ilahi". Bagi kita semua kiranya tak mungkin meneladan Antonius sccara fisik dengan menjual segala milik dan kemudian memberikannya kepada orang-orang miskin, namun kiranya kita dapat menghayatinya dengan cara lain. Sebagai orang beriman berarti membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah atau Penyelenggaraan Ilahi, maka baiklah jika dalam cara hidup dan cara bertindak kita senantiasa sesuai dengan kehendak dan perintah Allah, demi keselamatan jiwa kita sendiri maupun saudara-saudari kita yang kena dampak cara hidup dan cara bertindak kita. Maka marilah pertama-tama dan terutama kita hayati aneka aturan dan tata tertib yang terkait dengan panggilan, tugas pengutusan dan pekerjaan kita masing-masing sebaik mungkin. Dalam cara hidup dan cara bertindak kita hendaknya senantiasa dijiwai oleh cintakasih, sehingga berbuah cintakasih juga, dan siapapun yang melihat cara hidup dan cara bertindak kita juga akan hidup dan bertindak saling mengasihi. Hendaknya kita jangan melecehkan saudara-saudari kita dalam bentuk apapun dan sekecil apapun, melainkan kita senantiasa saling menghormati, menjunjung tinggi serta membahagiakan dan menyelamatkan.
·   "Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Ef 6:10-12). Agar kita dapat mengenakan perlengkapan senjata Allah, maka hendaknya yang kita pikirkan atau apa yang ada dalam otak atau pikiran kita adalah keselamatan jiwa manusia, mengingat dan memperhatikan bahwa apa yang ada dalam otak atau pikiran kita itulah yang akan kita lakukan, yang mempengaruhi cara hidup dan cara bertindak kita. Hendaknya jangan pernah memikirkan yang jahat atau keinginan untuk berbuat jahat sedikit dan sekecil apapun, melainkan hendaknya senantiasa memikirkan apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan, terutama keselamatan atau kebahagiaan jiwa manusia. Melengkapi pikiran kita yang baik tidak lain adalah doa, karena kita harus melawan 'roh-roh jahat di udara', dan hanya bersama dan bersatu dengan Allah kita mampu mengatasi atau mengalahkan roh-roh jahat di udara. Dimana saja dan kapan saja roh-roh jahat akan mengganggu dan merayu kita, maka hadapilah dalam dan dengan doa, agar kita terbebaskan dari perbuatan jahat. Doa-berdoa merupakan salah satu cirikhas orang hidup beragama, maka jangan pernah melupakan doa sebelum dan sesudah melakukan suatu tugas pekerjaan. Saya sangat terkesan dengan sopir bus malam, bahwa sebelum menghidupkan mesin bus ia berdoa sejenak untuk mohon keselamatan dalam perjalanan. Hal itu kiranya ia melihat bahwa ia bertanggungjawab puluhan orang yang menjadi penumpang bus dengan aneka macam dambaan dan kerinduannya alias harus menjaga keselamatan jiwa mereka. Marilah sebelum melangkah atau berjalan kemana pun kita berdoa lebih dahulu, agar kita selamat dalam perjalanan dan akhirnya sampai tujuan dengan selamat dan bahagia.
"Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku.Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah." (Mzm 16:5.7-8)
Ign 17 Januari 2013

16Jan


"Semua orang mencari Engkau."
(Ibr 2:14-18; Mrk 1:29-39)

“Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau." Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan†(Mrk 1:29-39), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Yesus sukses dalam mengadakan muzijat, penyembuhan orang-orang sakit, dan banyak orang pun berdatangan untuk mohon penyembuhan. Orang banyak pun kiranya memandang Yesus sebagai ‘dokter atau dukun luar biasa’, dan belum sampai mengimani bahwa Ia adalah Penyelamat Dunia, Allah yang menjadi Manusia, untuk menyelamatkan jiwa manusia di seluruh dunia. Maka setelah berdoa Ia pun mengajak para muridNya untuk pergi ke tempat lain. “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang†, demikian sabdaNya. Meskipun banyak orang mencariNya Ia tetap bersiteguh pergi untuk meninggalkan mereka, agar mereka menyadari ‘siapa Dia sebenarnya’. Kisah ini kiranya menjadi inspirasi bagi para imam, bruder dan suster, yang pada umumnya harus secara periodik berpindah tugas dan pekerjaan: pindah paroki/kota/pulau dst.. Memang ada bahaya besar bagi imam, bruder atau suster sendiri jika terlalu lama tinggal dan bekerja hanya di satu tempat tertentu, misalnya bahaya akan jati dirinya sebagai yang terpanggil dan harus hidup dan bertindak sesuai dengan kharisma pendiri atau spiritualitas lembaga(ordo, tarekat, konggregasi dst..). Panggilan dan tugas pengutusan utama kita sebagai umat beriman kiranya adalah ‘menyelamatkan jiwa manusia’, maka hendaknya dalam cara hidup dan cara bertindak keselamatan jiwa manusia menjadi acuan atau pedoman. Dengan kata lain jangan hanya puas akan kesuksesan fisik atau harta benda, sebagaimana dihayati oleh banyak orang yang kurang atau tidak beriman.
·   “Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai†(Ibr 2:16-18). Kita semua, umat beriman adalah ‘keturunan Abraham’, maka kita semua juga menerima ‘belas kasihan Allah’. ‘Belas kasihan Allah’ telah diwujudkan dengan mengutus Yesus sebagai kasih pengampunan bagi semua umat yang beriman kepadaNya. Maka kita yang beriman kepadaNya juga dipanggil untuk saling berbelas kasih dan mengampuni. Memang untuk berbelas kasih pada masa kini sarat dengan aneka pencobaan, gangguan dan hambatan, mengingat dan memperhatikan kecenderungan banyak orang yang bersikap mental egois serta dengan mudah mengadakan balas dendam. Sebenarnya jika kita dengan jujur mawas diri, maka kita akan menyadari dan menghayati bahwa kita telah menerima belas kasih Allah secara melimpah ruah melalui sekian banyak orang yang telah memperhatikan dan mengasihi kita, misalnya: orangtua, kakak-adik, guru, teman bermain dst.. , maka untuk berbelas kasih dan mengampuni orang lain dengan mudah dapat  kita lakukan asal kita tidak pelit, karena kita telah mempunyai belas kasih dan pengampunan melimpah ruah. Hendaknya kita berbelas kasih tidak terbatas hanya mereka yang minta atau mendatangi kita, melainkan kepada siapapun tanpa pandang bulu, baik mereka dengan kata-kata minta belas kasih atau pengampunan atau tidak memintanya. Dengan kata lain ketika kita disakiti atau dicobai, hendaknya mereka yang menyakiti dan mencobai kita langsung segera diampuni.
“Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN! Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!†(Mzm 105:1-4)
Ign 16 Januari 2013



15Jan

"Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa,"
(Ibr 2:5-12; Mrk 1:21b-28)
"Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya." Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea" (Mrk 1:21b-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Sediki bicara banyak bekerja itulah salah satu cirikhas orang-orang bijak dan berwibawa, sebagaimana kita imani para gembala kita senantiasa menyampaikan kata-kata atau ajaran-ajaran yang penuh kuasa, sehingga apa yang dikatakan atau diajarkan pada umumnya diikuti banyak orang dan dihayatinya dalam cara hidup dan cara bertindak. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan anda sekalian untuk berusaha seoptimal mungkin entah kata-kata atau tindakan kita penuh kuasa dalam hal mengusir atau memberantas aneka bentuk kejahatan. Untuk itu pertama-tama kita sendiri harus senantiasa hidup dan bersatu dengan Tuhan, karena hanya Tuhan lah yang mampu mengalahkan aneka kejahatan atau mengusir setan. Kami berharap kepada para orangtua berusaha agar kata-kata atau nasihatnya didengarkan dan dihayati oleh anak-anaknya, dan untuk itu orangtua harus berusaha satu dalam kata dan tindakan, artinya yang saya katakan juga sekaligus saya lakukan. Orangtua hendaknya dapat menjadi teladan dalam hal kesatuan kata dan tindakan bagi anak-anaknya, sehingga anak-anak pun kelak tumbuh berkembang sebagai pribadi yang konsekwen dengan kata-katanya, apa yang mereka katakana juga mereka lakukan. Para pemimpin atau atasan dalam hidup dan kerja bersama kami harapkan juga dapat menjadi teladan kesatuan kata dan tindakan, sehingga semua arahan, nasihat dan saran dari pemimpin atau atasan sungguh didengarkan dan dilaksanakan oleh para anggota atau bawahan. Semoga semua kata-kata kita bagaikan tombol mesin ketika ditekan langung mesin hidup dan fungsional, atau bagaikan pikiran kita yang sangat berpengaruh dalam cara hidup dan cara bertindak kita.
·   "Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat, segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya."(Ibr 2:6-8). Segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah ciptaan Allah dan "takluk di bawah kakiNya", serta dimahkotai "dengan kemuliaan dan hormat". Maka marilah kita sebagai umat manusia senantiasa saling memuliakan dan menghormati, tidak saling melecehkan dan merendahkan. Salah satu bentuk kegiatan atau perilaku sebagai bukti atau wujud bahwa kita saling memuliakan dan menghormati adalah tidak marah, mengeluh atau menggerutu terhadap orang lain, pribadinya maupun tindakannya. Maka jika perilaku atau tindakannya baik, hendaknya yang bersangkutan dipuji, sedangkan ketika perilaku atau tindakannya tidak baik, hendaknya diampuni, dan sekiranya mungkin dituntun dengan rendah hati untuk memperbaiki perilaku atau tindakannya yang tidak baik. Allah telah menciptakan segala sesuatu baik adanya, maka jika ada yang tidak baik adalah karena dosa atau perilaku manusia yang melanggar perintah atau kehendak Allah. Sebagai warga Negara Indonesia marilah kita hayati sila kedua dari Pancasila, yaitu "Peri-kemanusiaan yang adil dan beradab". Sebagai bangsa yang beradab marilah kita wujudkan cita-cita Proklamasi, yang mendambakan kemerdekaan sejati. Kita tidak lagi dijajah oleh bangsa lain secara fisik, namun rasanya penjajahan dalam bentuk lain masih berlangsung, misalnya dalam hal ekonomi dan budaya. Demikian juga penjajahan yang dilakukan oleh rekan warganegara sendiri kiranya juga masih berlangsung, antara lain dalam bentuk imbal jasa atau  gaji bagi para pekerja atau buruh yang tidak memadai. Tindakan korupsi hemat saya juga merupakan salah satu bentuk penjajahan bangsanya sendiri. Sekali lagi saya ajak: Marilah kita wujudkan bersama cita-cita bangsa yang adil dan beradab.
"Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang;burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan" (Mzm 8:5-9)
Ign 15 Januari 2013

14Jan


"Ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
(Ibr 1:1-6; Mrk 1:14-20)
"Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia."(Mrk 1:14-20), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Mayoritas waktu dan tenaga kita kiranya kita gunakan untuk 'hidup menduniawi/membumi', berpartisipasi dalam seluk-beluk duniawi, entah sedang bertugas untuk belajar atau bekerja maupun sibuk dalam urusan rumah tangga di rumah. Memang agar kita hidup damai dan sejahtera, kita harus belajar atau bekerja keras guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Warta Gembira hari ini mengingatkan dan mengajak kita agar dalam melaksanakan tugas pekerjaan sehari-hari tidak melupakan tujuan utama manusia (kita) diciptakan, yaitu keselamatan jiwa manusia, sebagaimana disabdakan oleh Yesus:"Mari, ikutilah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia". Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan anda semua agar baik dalam belajar atau bekerja maupun sibuk dalam rumah tangga tetap manusiawi, mengutamakan keselamatan jiwa manusia. Aneka macam buah hasil belajar atau bekerja dan sibuk dalam rumah tangga hendaknya mendukung usaha kita mencapai tujuan kita diciptakan, yaitu keselamatan jiwa manusia, maka semua buah hasil kerja, belajar atau sibuk dalam keluarga hendaknya semakin memanusiakan manusia. Ketika hidup dan kerja bersama sungguh manusiawi, maka ada kemungkinan atau kemudahan besar untuk bersama-sama mengusahakan keselamatan jiwa manusia. Salah satu cirikhas manusiawi atau harkat martabat manusia dijunjung tinggi di atas segala sesuatu yang lain, yang kelihatan di bumi ini. "The man behind the gun" ( =orang di balik senjata), demikian kata sebuah pepatah yang berarti agar kita lebih mengutamakan manusia daripada harta benda atau uang.
·   "Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan" (Ibr 1:1-3). Sebagai orang beriman kita kiranya juga boleh disebut atau dinamai sebagai 'anak-anak Allah' yaitu orang-orang yang senantiasa melaksanakan perintah dan kehendak Allah dalam cara hidup dan cara bertindak sehari-hari. Dengan kata lain kita semua juga boleh dikatakan sebagai pembantu karya Allah, berpartisipasi dalam karyaNya, dan "Ia berkata kepada kita melalui saudara-saudari kita yang sungguh beriman". Maka marilah kita saling mendengarkan satu sama lain: mendengarkan sabda Allah melalui saudara-saudari kita, yang antara lain menggejala dalam kehendak baik. Kami percaya kita semua berkehendak baik, maka marilah saling kita informasikan kehendak baik kita masing-masing dan kemudian kita sinerjikan, sehingga menjadi kehendak baik bersama yang utuh dan handal.  Kita semua dipanggil untuk membangun dan memperdalam hidup bersama yang handal, dan untuk itu kiranya kita harus bergotong-royong dalam melakukan segala sesuatu. Ingatlah dan sadari bahwa kerjasama yang baik akan menghasilkan buah yang membahagiakan, sebagaimana kita saksikan dalam kejuaran dunia sepak baru yang lalu: tim sepak bola yang memiliki kerjasama yang bagus yang akhirnya menjadi juara. Marilah kita sadari dan hayati bahwa masing-masing dari kita adalah 'buah  atau korban kerjasama' dari bapak-ibu kita yang saling mengasihi, maka hanya dalam kerjasama dan saling mengasihi kita akan dapat tumbuh berkembang dengan baik menuju ke keselamatan jiwa kita.
"TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia" (Mzm 97:1-2b)
Ign 14 Januari 2013