Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 29 Maret 2013

HR Paskah

HR PASKAH : Kis 10:33a.37-43; Kol 3:1-4; Yoh 20:1-9

"Selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati"

Post kematian seseorang, lebih-lebih yang mati seorang tokoh yang berpengaruh dalam kehidupan bersama, pada umumnya mereka yang pernah mengenalnya ingat akan hal-hal baik dan penting yang pernah dilakukan atau dikatakan oleh yang baru saja meninggal tersebut, serta memahaminya dengan baik. Dengan kata lain kesadaran mendalam akan sesuatu memang sungguh membutuhkan waktu, apalagi sesuatu tersebut sangat berguna bagi kehidupan bersama. Hal yang demikian pernah saya peroleh dari beberapa alumni sekolah-sekolah tertentu, dimana selama sedang belajar di sekolah tersebut mereka tak memahami aneka kebijakan dan tindakan para gurunya, namun ketika telah berjalan lama dan setelah menjadi orang penting dalam karya atau hidup bersama orang yang bersangkutan memahami dengan baik dan benar apa yang pernah dikatakan oleh guru mereka dan dilakukan oleh guru mereka. Memang itulah arti suatu proses pendidikan atau pembinaan: kita mendidik anak-anak atau generasi muda untuk hidup 10 sampai 15 tahun yang akan datang. Demikian pula kami berharap kepada para orangtua dalam mendidik anak-anaknya hendaknya mengantisipasi apa yang akan terjadi 10 atau 15 tahun mendatang. Untuk itu semua hemat saya bekal yang harus kita sampaikan kepada anak-anak atau generasi muda adalah nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan hidup, bukan harta benda atau uang. Maka marilah kita renungkan apa arti iman kita kepada kebangkitan Yesus dari mati.

"Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam.Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah,sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati"(Yoh 20:5-9)

"Ia melihatnya dan percaya", itulah yang terjadi dalam diri Yohanes, murid terkasih Yesus, ketika ia melihat makam tempat Yesus dimakamkan kosong. Ia percaya bahwa Ia telah dibangkitkan dari mati sebagaimana pernah Ia sabdakan. Memang orang yang merasa sungguh dikasihi akan lebih ingat akan segala sesuatu daripada orang lain, ingat akan segala kata, nasihat, saran, ajaran atau cara hidup dari Dia yang telah mengasihinya. Dengan kata lain beriman kepada Yesus yang telah bangkit dari mati diharapkan senantiasa hidup dan berindak dalam kasih. Marilah masing-masing dari kita ingat dan sadar bahwa kita dapat hidup, tumbuh-berkembang sebagaimana adanya pada saat ini hanya karena dan oleh kasih, maka selanjutnya kita senantiasa hidup dan bertindak dijiwai oleh terima kasih dan syukur.

Orang yang sungguh dijiwai oleh terima kasih dan syukur pada umumnya senantiasa hidup dan bertindak dengan penuh semangat, bergairah dan dinamis, yang menandakan bahwa orang yang bersangkutan hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak dan dorongan Roh Kudus. Maka kita yang beriman kepada Yesus yang telah bangkit dari mati hendaknya dalam hidup dan bertindak kaapan pun dan dimana pun senantiasa bergairah, bersemangat dan dinamis, meskipun harus menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan. Orang yang hidup dan bertindak demikian berarti dalam keadaan sehat wal'afiat secara lahir dan batin, karena semua syaraf berfungsi optimal, dan metabolisme darah baik adanya juga.

Hidup dan berkarya dijiwai oleh Roh Kudus antara lain berarti senantiasa hidup sesuai dengan kehendak dan perintah Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci. Maka pada Tahun Iman ini marilah kita giatkan pembacaan dan pendalaman Sabda, yang tertulis di dalam Kitab Suci. Hendaknya diingat, disadari dan dihayati bahwa yang penting dan utama bukan banyaknya pengetahuan perihal Kitab Suci, melainkan mencecap dalam-dalam apa yang tertulis di dalam Kitab Suci. Mungkin baik jika pembacaan, pendalaman dan pencecapan Sabda ini setiap hari dilakukan  di dalam keluarga kita masing-masing, dan ada kemungkinan setiap minggu di lingkungan umat, untuk bertukar pengalaman yang terjadi dalam keluarga kita masing-masing. Untuk itu pastor paroki atau ketua lingkungan hendaknya sungguh menggerakkan kegiatan lingkungan dalam rangka pendalaman iman atau Kitab Suci.

"Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan." (Kol 3:1-4)

Kutipan di atas ini kiranya mengingatkan dan mengajak kita semua untuk tidak bersikap mental materialistis. Sikap mental materialistis telah merasuki hampir di semua bidang kehidupan, tak ketinggalan juga ada imam, bruder atau suster pun juga terjangkiti sikap mental materialistis ini. Memang para imam, bruder atau suster yang berkarya di kota-kota besar sungguh menghadapi godaan atau rayuan sikap mental materialistis, sehingga kita tidak handal spiritualitas atau kharismanya, maka dengan mudah mereka jatuh ke sikap mental materialistis. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, yang telah bangkit dari mati, kita semua dipanggil untuk mencari dan memikirkan perkara-perkara yang di atas, yaitu hal rohani atau spiritual.

Mencari dan memikirkan perkara-perkara yang di atas berarti hidup dari dan oleh Roh, sehingga menghayati keutamaan-keutamaan seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan" (Gal 5:22). Dari keutamaan-keutamaan ini manakah yang kiranya mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebar-luaskan di lingkungan keluarga atau masyarakat kita masing-masing, kiranya masing-masing dari kita dapat memilihnya. Memang keutamaan yang paling dasar atau utama adalah 'kasih', apalagi masing-masing dari kita diciptakan, dilahirkan dan dibesarkan dalam dan oleh kasih, tanpa kasih kita tak mungkin dapat tumbuh berkembang sebagaimana adanya pada saat ini. Marilah kita hidup dan bertindak 'saling mengasihi' satu sama lain, yang berarti siap sedia mengasihi dan dikasihi. Pada masa kini hemat 'dikasihi' lebih sulit daripada 'mengasihi'. Ingat dan sadari dikasihi antara lain dapat berujud diberitahu, diajar, diejek, dikritik dst.. atau 'disalib'. Hendaknya menyikapi segala sapaan, sentuhan dan perlakuan orang lain terhadap diri kita sebagai perwujudan kasih mereka kepada kita.

 

"Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya." (Kis 10:42-43). Kita semua yang beriman kepada Yesus Kristus dipanggil untuk menjadi saksi kebangkitanNya, sehingga semakin banyak orang percaya kepadaNya. "Barangsiapa percaya kepadaNya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena namaNya", inilah yang kiranya baik untuk kita renungkan. Beriman berarti mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah, sehingga senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak dan perintah Allah. Marilah kita saling membantu dan bekerjasama dalam rangka mentaati dan melaksanakan perintah atau kehendak Allah, dan perintah atau kehendakNya antara lain dapat kita temukan di dalam Kitab Suci.

 

"Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata: "Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!"

(Mzm 118:1-2)

 

"SELAMAT PASKAH, MARILAH SALING BERSYUKUR DAN MENGASIHI"

 

Ign 31 Maret 2013


Malam Paskah

Malam Paskah

"Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati?"

Ketika baru saja ada orang dimakamkan di tempat pemakaman atau kuburan, pada umumnya banyak orang takut melewati daerah sekitar makam atau kuburan, apalagi masuk ke dalam kompleks kuburan dalam kesepian sendirian saja. Padahal jika dipikir secara logis apa yang ada di dalam kompleks kuburan adalah batu-batu nizan atau gundukan tanah, sebagai tanda ada mayat/orang yang sudah mati disemayamkan atau berada di bawah batu atau gundukan tanah tersebut, dengan kata lain adalah benda-benda mati. Ketakutan untuk pergi ke kuburan atau keluar rumah akan terjadi,  ketika yang dimakamkan adalah seorang tokoh yang dimusuhi banyak orang, para pengikut orang yang telah mati tersebut sungguh besar, takut kalau diketahui sebagai sahabat atau saudara dekat dari yang telah mati dan kemudian juga diancam untuk dibunuh. Memang setelah wafat Yesus di kayu salib para rasul bersembunyi di suatu tempat serta berdoa bersama, takut keluar. Maka sungguh menarik dan mengesan bahwa para perempuan tidak ketakutan, dan memang sering kurang diperhitungkan dalam percaturan social maupun politik; pagi-pagi benar mereka pergi ke makam. Marilah kita renungkan apa arti kebangkitan Yesus dari mati.

"Pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka. Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus. Sementara mereka berdiri termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan.Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati?" (Luk 24:1-5)

Kebanyakan orang di hari minggu pagi-pagi benar kiranya masih tertidur pulas, menikmati istirahat panjang setelah semalam begadang. Para perempuan yang pagi-pagi benar pergi ke makam Yesus adalah mereka yang sungguh merasa dikasihi olehNya, dan pada umumnya perempuan juga lebih peka dalam hal-hal kecil dan sederhana daripada laki-laki. Dalam kepekaan mereka, mereka ingat bahwa ada kekurangan dalam pemakaman Yesus, karena tergesa-gesa, yaitu belum diminyaki sebagaimana layaknya, maka karena kasihNya mereka tak takut pagi-pagi benar pergi ke makam. Bagi orang-orang tertentu pasti ketakutan akan lebih besar ketika di makam tiba-tiba muncul orang berpakaian yang berkilau-kilauan, sebagaimana juga dialami oleh para perempuan tersebut. Dalam ketakutan tiba-tiba yang berpakaian berkilau-kilauan berkata "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati?". Orang yang berpakaian tersebut tidak lain adalah malaikat, dengan kata lain tak usah takut karena di makam atau kuburan kita juga dapat bertemu dengan malaikat.

Kata-kata malaikat bagi para perempuan maupun para rasul tak terfahami apa maksudnya, dan mereka bertanya-tanya dalam hati apa arti semua yang telah terjadi bahwa Yesus yang dimakamkan tidak ada lagi di makam. Beriman kepada Yesus Kristus berarti mengimani kebangkitanNya dari mati, serta kemudian hidup dijiwai oleh RohNya, Roh Kudus. Maka marilah kita renungkan kata-kata malaikat di atas. Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk mencari dan menjumpai Tuhan dalam diri orang-orang yang hidup. Orang yang sungguh hidup pada umum penuh harapan, bergairah dan bergembira, ceria, sebagaimana terjadi dalam tanaman yang hidup, segar dan berkembang terus serta akhirnya menghasilkan buah melimpah yang berguna bagi umat manusia.

Di dalam hidup sehari-hari kiranya lebih banyak kita temui atau jumpai orang-orang yang sungguh bergairah dan dinamis daripada yan frustrasi atau lesu. Baiklah kita imani bahwa kegairahan yang ada  baik dalam diri kita maupun saudara-saudari kita sebagai karya Allah, yang bagi kita umat yang percaya kepada Yesus berarti karya Roh Kudus, Roh Yesus, yang telah wafat di kayu salib dan dibangkitkan dari mati. "Menemukan Tuhan dalam segala sesuatu atau menghayati segala sesuatu dalam Tuhan' , itulah panggilan kita sebagai orang yang percaya kepada wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Tuhan berkarya melalui ciptaan-ciptaanNya di bumi ini, melalui manusia, binatang dan tanaman atau tumbuh-tumbuhan, maka hendaknya kita sungguh menaruh hormat dan mengasihi ciptaan-ciptaanNya sebagai dikehendakiNya untuk merawat dan mengurus semua ciptaanNya di bumi ini. Pada masa kini lingkungan hidup sungguh memprihatinkan, pemanasan global semakin menjadi nyata, iklim tak menentu lagi, dan semuanya itu terjadi antara lain karena keserakahan manusia dalam mengkomsumsi alam guna kepentingan komersial. Maka dengan ini kami mengajak kita semua, ciptaan Allah terluhur dan termulia di bumi ini untuk menghayati diri sebagai gambar dan citraNya serta menghormati, merawat dan mengasihi ciptaan-ciptaan lain demi keselamatan jiwa seluruh umat manusia.

"Jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia" (Rm 6:5-9)

Semoga dengan kebangkitan Yesus dari mati juga membangkitkan semangat atau gairah hidup kita dalam rangka meninggalkan dosa atau perbuatan jahat serta berusaha dengan bekerja keras hidup dan bertindak dijiwai oleh RohNya, senantiasa melakukan apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan, teutama keselamatan dan kebahagiaan jiwa manusia. Malam ini kita semua memperbaharui janji baptis, yang intinya kita berjanji hanya akan mengabdi Allah saja serta menolak semua godaan setan, maka semoga setelah pembaharuan janji baptis ini kita sungguh setia dalam mengabdi Allah dan menolak godaan setan.

Kehendak dan perintah Allah antara lain kita temukan dalam niat dan kehendak baik kita masing-masing, maka semoga tidak berhenti dalam niat dan kehendak saja, melainkan sungguh menjadi nyata dalam cara hidup dan cara bertindak kita. Niat dan kehendak baik kita kiranya berbeda satu sama lain, maka marilah kita sinerjikan dengan saling tukar dan menerima niat dan kehendak antar kita, dan sekiranya kemudian terjadi keragaman dalam tindakan atau perilaku, hendaknya kita saling menghormati dan menghargai, karena kita semua memang serba terbatas. Dengan kata lain hendaknya terjadi keterbukan hati, jiwa, akal budi dan kekuatan atau tenaga dalam diri kita masing-masing.

Paus Fransiskus I mengajak kita untuk senantiasa memberikan hidup baik kepada generasi muda, yang berarti generasi tua diharapkan baik adanya sehingga mampu memberikan hidup baik kepada generasi muda. Perhatian kepada generasi muda dalam kerasulan atau pelayanan apapun kami harapkan dapat diwujudkan, karena mereka ada masa depan kita. Tidak memperhatikan generasi muda berarti tidak memiliki masa depan yang baik. Dari generasi muda kita juga dapat belajar kegairahan dan semangat hidup mereka, yang serba ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru, sebagai tanda bahwa Allah sungguh berkarya dalam diri mereka. Salah satu semangat yang diharapkan adalah 'dengan dan dalam semangat cintakasih serta kebebasan Injili' kita mendampingi generasi muda, orangtua mendidik dan membina anak-anaknya. Kami juga berharap tidak terjadi pemanjaan dalam aneka bentuk kepada generasi muda maupun anak-anak.

"Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu."

 (Mzm 51:12-15)

'SELAMAT PASKAH

DAN MARILAH KITA BANGKIT DAN BERGAIRAH, ALLELUYA"

 


Jumat Agung

Jumat Agung: Yes 52:13-52:12; Ibr 4:14-16;5:7-9; Yoh 18:1-19:42

"Seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air"

Entah berapa kali sebagai orang katolik kita membuat tanda salib kiranya tak seorang dari kita ingat dan sempat menghitung, demikian juga berapa salib telah dipasang di rumah atau tempat kerja (karena sering ganti salib) kiranya juga tidak sempat menghitung. Banyak dari kita juga mengenakan salib di dada atau sebagai kalung, dan kiranya hal itu juga lebih berfungsi atau dihayati sebagai hiasan atau assesori. Salib bagi kita yang beriman kepada Yesus Kristus merupakan puncak iman, yang diharapkan menjiwai cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari, maka pada hari raya Jumat Agung dalam rangka mengenangkan wafat Yesus di kayu salib sebagai pemenuhan tugas pengutusanNya hari ini kami mengajak anda sekalian untuk mawas diri, dan secara kebetulan tema APP 2013 cocok bagi kita untuk mawas diri, yaitu "SEMAKIN BERIMAN DENGAN BEKERJA KERAS DAN MENGHAYATI MISTERI SALIB TUHAN". Tema ini sejak hari Rabu Abu, mengawali masa Prapaskah, masa Tobat, kita renungkan dan refleksikan melalui aneka kegiatan, maka sejauh mana tema tersebut telah merasuki diri kita, menjiwai cara hidup dan cara bertindak kita.

"Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya." (Yoh 19:26-27)

Apa yang disabdakan oleh Yesus di atas ini kiranya merupakan pesan terakhir sebelum wafat di kayu salib, dan pada umumnya pesan terakhir dari orang yang mau meninggal atau dipanggil Tuhan menjadi pegangan atau acuan hidup dan bertindak bagi anggota keluarga atau kerabat dekat. Dengan kata lain kami berharap semoga pesan terakhir Yesus kepada Yohanes, murid terkasih, juga menjadi acuan atau pedoman hidup dan bertindak kita. Kita semua dipanggil meneladan Bunda Maria, teladan umat beriman dalam menelusuri 'via dolorosa', jalan penderitaan menuju salib. Sejak menanggapi panggilan Allah untuk menjadi Bunda Penyelamat Dunia, sebagai perawan yang mengandung karena Roh Kudus, Bunda Maria telah berpartisipasi dalam penderitaan sebagai konsekwensi kesetiaan dan ketaatan pada panggilan Allah. Maka perkenankan saya mengajak anda sekalian untuk mawas  diri perihal ketaatan.

Ketika membuat tanda salib kita menepuk kepala/otak, dada/hati/jantung dan bahu seraya berkata "Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus". Hal ini berarti kita diharapkan memiliki cara berpikir Yesus, meneladan Hati Yesus dan cara hidup serta cara bertindakNya. Dan hemat saya ketaatan sungguh menjiwai cara hidup dan cara bertindak Yesus. Maka perkenankan saya mengutip "Ketaatan dalam 12 Kata Bijak Bapa Ignatius Loyola" (J.Darminta SJ: Ketaatan, Surat Santo Ignatius kepada para Yesuit di Potugal, April 2009, hal 39-40), mungkin dapat membantu refleksi kita. 12 Kata Bijak tersebut adalah sebagai berikut:

1.      Haruslah kita setuju sekata dengan Gereja Katolik: Sesuatu yang kita lihat putih, tetapi sebenarnya hitam oleh Gereja, haruslah kita mengatakan hitam

2.      Inilah pedoman utama bertindak: sedemikian percayalah kepada Allah, seolah-olah segala sesuatu tergantung pada kalian, tak satu pun pada Allah, tetapi, bekerjalah seolah-olah kalian tidak berbuat apa-apa, dan Allahlah yang akan melakukan semuanya

3.      Pekerja di kebun anggur Tuhan haruslah satu kaki menginjak di tanah, kaki lain terangkat untuk dapat segera melangkah

4.      Mereka yang taat hanya dalam kehendak, tanpa akal, berjalan dalam hidup religious dengan satu kaki

5.      Mau dan tak mau tidak berdiam di rumah kita

6.      Mengalahkan kehendak sendiri adalah perbuatan lebih agung daripada membangkitkan orang-orang mati

7.      Sungguh seorang religious dia, yang tidak hanya secara batiniah merdeka dari dunia, tetapi juga dari diri sendiri

8.      Pengalaman biasanya mengajarkan bahwa dimana banyak pertentangan, di situ akan banyak buah

9.      Setan akan menyerang manusia: pertama-tama menyelidiki bagian  mana yang lebih lemah, dan bagian mana yang lebih mudah diabaikan; lalu menggerakkan naluri-nalurinya dan mempengaruhinya

10.  Tingkat keutamaan mana pun yang tak dapat diraih oleh orang malas selama bertahun-tahun, akan dapat dicapai oleh orang tekun dalam waktu singkat

11.  Mereka yang tak sudi dan tak setuju, namun kenyataannya melakukan perintah-perintah Pembesar, haruslah dihitung berada di antara budak-budak belian yang paling hina

12.  Taklukkanlah dirimu sendiri, sebab dengan mengalahkan diri sendiri engkau akan menerima mahkota lebih cemerlang di surge daripada mereka yang lebih lembut karena pembawaan.

"Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya" (Ibr 4:14-16)

 Salib diatur di etalase toko merupakan barang dagangan atau komersial, salib dipasang di dinding bangunan atau didada orang berfungsi sebagai hiasan, salib teronggok di gudang merupakan barang bekas/rongsokan, barang dibuang sayang, salib ditaruh di atas kepala maka orang yang bersangkutan akan dituduh sinthing, demikian juga salib dipasang di puncak bangunan akan mengundang perhatian. Yesus disalibkan di puncak bukit Kalvari, dalam tempat tertinggi di daerah itu, yang berarti menghubungkan dunia dan surga, bumi dan langit. Dengan kata lain Yang Tersalib memang menjadi penghubung antara Allah dan manusia.

Anggota tubuh kita yang kelihatan dan senada dengan 'salib' hemat saya adalah leher, dimana melalui leher makanan, minuman dan udara segar lewat dari luar masuk ke dalam perut; leher tak mungkin dapat menyakiti anggota lain atau orang lain, sedangkan anggota tubuh lain dapat menyakiti orang lain, dalam hal makanan dan minuman maupun udara leher tak pernah melakukan korupsi sedikitpun, sedangkan mulut dapat korupsi karena pasti masih ada makanan yang tertinggal di sela-sela gigi. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita diharapkan dapat menjadi 'leher', penyalur berkat Allah kepada umat manusia dan doa, dambaan, kerinduan umat manusia kepada Allah, dan secara khusus hemat saya hal ini harus terjadi dalam diri seorang imam. Leher kiranya dapat menjadi symbol ketaatan dan kerendahan hati, maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan rekan-rekan imam untuk hidup dan bertindak dengan taat dan rendah hati, agar dengan demikian dapat menjadi penyalur berkat Allah kepada umat manusia dan dambaan, kerinduan, keluh-kesah umat manusia kepada Allah.

Dalam ketaatan marilah kita taati dan hayati ajakan Gereja kepada para imam atau klerus, lebih-lebih yang terkait dengan sikap mental materialistis yang sungguh merebak dan merajalela pada masa kini. "Para klerikus hendaknya hidup sederhana dan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang memberi kesan kesia-siaan" (KHK kan 282 $1). Marilah kita ingat bahwa Paus kita yang baru, Paus Fransiskus I, telah menunjukkan kesederhanaan, dan kiranya seluruh umat Allah juga dipanggil untuk sederhana dan untuk itu hendaknya rekan-rekan imam/klerus dapat menjadi teladan dalam hal kesederhanaan. Kami berharap kepada segenap Umat Allah tidak memanjakan imam-imamnya, dan hendaknya dengan rendah hati berani mengingatkan rekan-rekan imam yang tidak sederhana untuk hidup dan bertindak sederhana.

"Di hadapan semua lawanku aku tercela, menakutkan bagi tetangga-tetanggaku, dan menjadi kekejutan bagi kenalan-kenalanku; mereka yang melihat aku di jalan lari dari padaku. Aku telah hilang dari ingatan seperti orang mati, telah menjadi seperti barang yang pecah. Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!" Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku" (Mzm 31:12-13.15-16)

Ign 29 Maret 2013


Kamis Putih

Kamis Putih: Kel 12:1-8.11-14; 1Kor 11: 23-26; Yoh 13:1-15

"Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu."

Setiap Kamis Putih saya senantiasa ingat akan pengalaman konkret ketika saya bertugas sebagai Ekonom Keuskupan Agung Semarang ada kesempatan pergi ke Eropa guna mencari dana serta memberi informasi kepada para donater perihal situasi pastoral wilayah Keuskupan Agung Semarang. Di negara-negara yang sempat kami kunjungi, kami senantiasa menginap di rumah-rumah Serikat Yesus, dan secara kebetulan menginap di rumah Provinsialat dan ketika di Roma menginap di rumah Jendralat SJ. Pengalaman yang sungguh mengesan adalah ketika makan bersama, dimana Provinsial maupun Jendral yang melayani alias para pembesar atau pemimpin. Apa yang dilakukan para pemimpin atau pembesar ini kiranya meneladan Yesus 'sahabat-sahabatnya' yang dalam perjamuan malam bersama para rasul Yesus melayani para rasul serta membasuh kaki mereka, pemimpin pesta atau perjamuan yang melayani itulah kiranya yang juga menjadi tradisi orang-orang Yahudi, mengenangkan para leluhur sesuai dengan perintah Allah. Maka pada hari Kamis Putih ini kami mengajak dan mengingatkan siapapun yang berfungsi sebagai pemimpin atau pembesar untuk meneladan Yesus, yang melayani dengan rendah hati.

"Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu, Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu." (Yoh 13:13-14)

Apa yang terjadi dalam perjamuan malam Yesus bersama para rasul di hari Kamis Putih ini antara lain dikenangkan dengan peragaan imam, pemimpin perayaan, membasuh kaki beberapa orang sebagai perwakilan seluruh umat Allah. Kaki adalah bagian anggota tubuh yang paling bawah, yang senantiasa menanggung beban seluruh tubuh dalam berdiri atau berjalan. Kaki juga merupakan anggota tubuh yang bersentuhan langsung pada tanah serta siap sedia untuk menjadi kotor demi seluruh anggota tubuh. Cukup banyak orang masa kini kiranya jarang secara langsung telapak kakinya menyentuh tanah, dan hal itu menunjukkan bahwa kebanyakan orang hidup dan bertindak dengan sombong, kurang rendah hati, lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada orang lain, terutama mereka yang berada 'dibawah', yaitu yang miskin dan berkekurangan.

Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, yang mengimani bahwa Yesus adalah Guru dan Tuhan, dipanggil untuk meneladanNya, yaitu 'saling membasuh kaki' atau 'saling melayani'. Tugas pekerjaan utama seorang pelayan pada umumnya memang senantiasa terlibat dalam apa-apa yang kotor dan bertugas membersihkannya, misalnya lantai kotor, pakaian kotor, aneka sarana prasarana hidup sehari-hari yang kotor dst.. Mungkinkah di lingkungan hidup kita  ada yang kotor atau tidak selamat, sebagai yang beriman kepada Yesus Kristus kita dipanggil untuk membersihkan atau menyelamatkannya. Maka pertama-tama dan terutama kami mengajak anda sekalian untuk mengadakan pembersihan lingkungan hidup yang kelihatan. Jika kita peka untuk membersihkan apa yang kelihatan, kiranya kita memiliki kemudahan untuk membersihkan apa yang tidak kelihatan, yaitu apa yang dalam hati, jiwa maupun akal budi.

Secara pribadi kami mengajak dan mengingatkan anda sekalian untuk membersihkan hati, jiwa dan akal budi dari aneka macam kekotoran, yang membuat hati, jiwa dan akal budi kita tidak jernih. Dan kemudian jika hati, jiwa dan akal budi kita sudah jernih kiranya kita akan tergerak atau termotivasi untuk hidup dan bertindak saling melayani dengan rendah hati. Para pemimpin atau pembesar diharapkan memiliki kejernihan hati, jiwa dan akal budi, serta kemudian memberi teladan dalam hal cara hidup dan cara bertindak melayani dengan rendah hati, serta memberi perhatian kepada mereka yang miskin dan berkekurangan secara memadai. Dengan kata lain semakin tinggi jabatan atau kedudukan atau fungsi kami harapkan dapat menjadi teladan dalam penghayatan kerendahan hati. Kepada para orangtua kami harapkan sungguh dapat menjadi teladan kerendahan hati, dan kiranya anda sebagai orangtua memiliki pengalaman mendasar dan mendalam, yaitu ketika harus merawat anak anda ketika masih bayi, dengan kata lain tenaga dan waktu sungguh dipersembahkan kepada yang terkecil. Maka semoga pengalaman tersebut tidak hilang, melainkan terus diperdalam dan diperkembangkan sampai mati.

"Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" (1Kor 11:23-25)

Hari ini juga merupakan peringatan atau pesta para imam (uskup bersama dengan para imam), dan pada hari ini para imam memperbaharui janji imamatnya, untuk berpartisipasi dalam panggilan menjadi 'raja, nabi dan guru'. Maka pertama-tama kami ucapkan 'Proficiat, Selamat Pesta' kepada rekan-rekan imam. Salah satu tugas panggilan imam adalah mempersembahkan Perayaan Ekaristi bagi umat, dan hari ini juga merupakan pemberian anugerah Ekaristi bagi kita semua yang beriman kepada Yesus Kristus. Kutipan di atas mengingatkan kita semua perihal Perayaan Ekaristi, sebagai puncak ibadat kita umat Katolik.

"Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus sendiri dan Gereja, di dalamnya Kristus Tuhan, melalui imam, mempersembahkan diriNya kepada Allah Bapa dengan kehadiranNya secara substansial dalam rupa roti dan anggur, serta memberikan diriNya sebagai santapan rohani kepada umat beriman yang menggabungkan diri dalam persembahanNya" (KHK kan 899 $1). Dari kutipan ini kiranya kata yang baik kita renungkan atau refleksikan adalah "mempersembah-kan diri". Maka pertama-tama kami mengingatkan dan mengajak rekan-rekan imam untuk sungguh mempersembahkan diri kepada umat melalui aneka cara hidup, cara bertindak dan pelayanan pastoral.

Sebagai seorang imam yang diharapkan menghayati panggilan imamat dengan semangat pelayanan, kami harapkan dengan rendah hati mendengarkan 'suka duka' umat yang harus dilayani atau digembalakan. "Gereja yang mendengarkan dan menanggapi", itulah tema Sidang Agung KWI 2000. Suatu kesadaran dan ajakan bagi rekan-rekan fungsionaris hidup menggereja untuk senantiasa mendengarkan suka duka segenap anggota Gereja. Untuk itu memang diharapkan kepada segenap umat atau anggota Gereja dengan besar hati dan kerelaan siap sedia untuk berbagi pengalaman iman atau hidup kepada para fungsionaris Gereja, sedangkan para fungsionaris Gereja dengan rendah hati mendengarkan sharing pengalaman iman dan hidup para anggotanya serta kemudian mengolah dan menanggapinya dalam bentuk kebijakan atau pelayanan pastoral.

Kepada segenap anggota Gereja atau umat Allah kami harapkan juga saling berbagi pengalaman iman dan hidup, saling curhat. Maka ketika ada pertemuan umat di lingkungan atau wilayah atau stasi hendaknya semuanya berpartisipasi secara aktif dan proaktif. Marilah kita meneladan cara hidup umat perdana sebagaimana diwartakan dalam Kisah Para Rasul ini: "Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan" (Kis 2:42-47)

"Ketika itu percayalah mereka kepada segala firman-Nya, mereka menyanyikan puji-pujian kepada-Nya.Tetapi segera mereka melupakan perbuatan-perbuatan-Nya, dan tidak menantikan nasihat-Nya" (Mzm 106:12-13)

Ign 28 Maret 2013


Selasa, 26 Maret 2013

26 Maret

"Nyawamu akan kauberikan bagiKu?"

(Yes 49:1-6; Yoh 13:21-33.36-38)

"Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya. Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!" Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?" Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera." Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu. Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!"Jawab Yesus: "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." (Yoh 13:21-33.36-38), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Dalam warta gembira hari ini dikisahkan bahwa wafat Yesus semakin dekat, dan Ia berpamitan dengan murid-muridNya, dan antara lain bersabda: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku". Dengan jujur kiranya kita harus mengakui dan menghayati bahwa kita tak mungkin mengikuti Yesus secara total atau penuh pada saat ini alias kita belum siap sedia untuk mati atau meninggal dunia, karena masih ada egoisme atau kelekatan tertentu, dan meskipun kita berjanji setia mengikuti Yesus ada kemungkinan kita mengalami apa yang diramalkan oleh Yesus terhadap Petrus: "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali". Sabda ini kiranya mengingatkan dan mengajak kita semua agar begitu bangun tidur di pagi hari untuk senantiasa berpikiran baik atau positif, sehingga apa yang kita lakukan sepanjang hari baik dan positif adanya. Di Indonesia ini kiranya pagi-pagi benar kita mendengar suara adzan, ajakan untuk memuji dan memuliakan Allah, maka hendaknya ketika mendengar suara tersebut segera menggabungkan diri untuk berdoa, memuji dan memuliakan Allah

·   "Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi." (Yes 49:6). Kalimat terakhir dari kutipan di atas ini kiranya baik untuk menjadi permenungan atau refleksi kita. Kita semua dipanggil untuk "menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi". Maka marilah kemana pun kita pergi dan dimana pun kita berada senantiasa berusaha untuk menjadi terang bagi orang lain, membuat air kotor menjadi jernih bukan semakin apa yang jernih menjadi kotor. Memang secara konkret kami harapkan kita dapat menjaga lingkungan hidup kita masing-masing bersih dan teratur, yang menandakan bahwa penghuni yang di dalam sungguh hidup bersih dan teratur juga. Dengan kata lain marilah kita ciptakan lingkungan hidup yang baik, segar dan mempesona bagi orang lain, sehingga siapapun yang masuk atau melihat lingkungan hidup kita juga tergerak untuk melakukan yang sama. Semoga hati, jiwa dan akal budi kita sungguh dalam keadaan bersih, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita dimana pun dan kapan pun dapat menjadi terang bagi orang lain. Semoga para orangtua dapat menjadi teladan dalam hal kebersihan hati, jiwa dan akal budi bagi anak-anaknya. Marilah kita usahakan bersih diri dan bersih lingkungan sejati.

"Pada-Mu, ya TUHAN, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu.Lepaskanlah aku dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku! Jadilah bagiku gunung batu, tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku; sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku.Ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik"

 (Mzm 71:1-4a)

Ign 26 Maret 2013


Minggu, 24 Maret 2013

25 Maret

"Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburanKu."

(Yes 42:1-7; Yoh 12:1-11)

" Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu." Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus." (Yoh 12:1-11), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Warta Gembira hari ini mengkisahkan seorang wanita bernama Maria, bersembah-sujud kepada Yesus untuk bersyukur dan berterima kasih kepadaNya atas kasih pengampunan yang telah diterimanya. Ia meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi yang sangat mahal harganya, sehingga Yudas Iskariot, salah seorang muridNya yang bertugas sebagai pemegang kas dan yang kemudian menyerahkan Yesus kepada musuh-musuhNya, berkata: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?".  Orang yang sungguh merasa dikasihi kiranya memiliki hubungan batin erat dengan yang mengasihi, itulah yang terjadi pada umumnya. Maria kiranya tahu dalam batin atau hatinya bahwa Yesus tidak lama lagi harus wafat di kayu salib demi keselamatan seluruh umat manusia di dunia. Maria berusaha meneladan Yang Terkasih untuk mempersembahkan apa yang paling berharga yang dimilikinya. Dalam hal saling mengasihi pada umumnya memang orang saling memepersembahkan yang paling berharga atau bernilai yang ada pada dirinya, sebagaimana terjadi antar suami dan isteri. Maka dengan ini kami berharap kepada anda sekalian untuk dengan besar hati mempersembahkan diri kepada Tuhan, tanpa syarat, dan tentu saja secara konkret juga membaktikan diri kepada sesama atau saudara-saudari kita. Dengan kata lain hendaknya kita tidak menjadi orang pelit, melainkan orang sosial, peka terhadap orang lain terutama mereka yang miskin dan berkekurangan di lingkungan hidup kita.

·    "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara." (Yes 42:6-7). Kutipan ini hendaknya menjadi permenungan atau refleksi kita, serta kita hayati dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Cara hidup dan cara bertindak kita hendaknya senantiasa menyelamatkan jiwa kita sendiri maupun jiwa orang lain yang kena dampak hidup dan tindakan kita, kehadiran dan sepak terjang kita dimana pun dan kapan pun senantiasa menjadi "terang untuk bangsa-bangsa". Dengan kata lain hendaknya cara hidup dan cara bertindak kita dapat menjadi fasilitator bagi orang lain dalam usaha menyelamatkan jiwanya, hidup damai sejahtera baik fisik maupun spiritual selama di dunia ini, dan hidup mulia bersama Allah selamanya di sorga setelah meninggal dunia. Marilah kita bawa terang bagi mereka yang berada di dalam kegelapan, kita bawa pembebasan bagi mereka yang terpenjara. Bentuk kegelapan dan penjara yang sungguh memprihatinkan masa kini hemat saya adalah sikap mental meterialistis, yang membuat orang buta terhadap kebaikan dan terkuasai oleh harta benda atau uang, sehingga yang bersangkutan senantiasa berada di dalam ketakutan, kecemasan dan kekhawatiran, maupun terancam. Kita ingatkan mereka bahwa segala macam bentuk harta dunia ini merupakan wahana atau sarana bagi manusia agar semakin mampu menghormati, memuji, memuliakan dan mengabdi Tuhan, maka untuk itu orang perlu mengambil sikap 'lepas bebas' terhadap aneka jenis harta benda, tidak memiliki kelekatan tak teratur terhadap harta benda.

"TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?Ketika penjahat-penjahat menyerang aku untuk memakan dagingku, yakni semua lawanku dan musuhku, mereka sendirilah yang tergelincir dan jatuh.Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku; sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal itu pun aku tetap percaya." (Mzm 27:1-3)

Ign 25 Maret 2013          

     

 


Minggu Palma

Mg Palma : Yes 50:4-7; Flp 2:6-11; Luk 23:1-49

"Dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi"

Mulai hari ini kita memasuki Minggu Suci, dan dalam ibadat hari ini kita mengenangkan Yesus, yang dalam kesederhaanNya memasuki kota Yerusalem, kota abadi, kota idaman, serta dielu-elukan alias disambut banyak orang, warga masyarakat. Maka dalam memasuki Minggu Suci ini kami mengajak anda sekalian untuk mawas diri: sejauh mana dalam perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita, kita berusaha dengan kerja keras menuju 'idaman atau dambaan' kita masing-masing, dan kiranya yang menjadi idaman atau dambaan kita semua umat beriman tidak lain adalah kepenuhan penghayatan iman kita, yang berarti kita sepenuhnya mempersembahkan diri kepada Tuhan, "dalam nama Yesus bertekuk lutut" kepada Allah yang telah menciptakan dan mendampingi perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita siang-malam, tiada henti, terus-menerus. "Segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang di bawah bumi" membaktikan diri sepenuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi, dan untuk itu kiranya peranan manusia sangat menentukan.

"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib" (Fil 2:5-8)

Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, kita dipanggil untuk "menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus", yaitu hidup dan bertindak dengan rendah hati. Rendah hati merupakan keutaman dasar dan utama yang harus dihayati oleh segenap umat beriman. Para pakar moral mengartikan "rendah hati adalah sikap dan perilaku yang tidak suka menonjolkan diri, yaitu dengan menenggang perasaan orang lain. Meskipun pada kenyataannya lebih dari orang lain, ia dapat menahan diri untuk tidak menonjolkan dirinya" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedomana Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24). Sedangkan pembimbing rohani saya pribadi, Rm A.Soenarja SJ (alm.) mengartikan rendah hati masa kini adalah 'tidak mengeluh atau tidak menggerutu' ketika harus menghadapi aneka penderitaan sebagai konsekwensi pada panggilan dan tugas pengutusan.

Tema APP tahun 2013 ini adalah "Semakin Beriman dengan Bekerja Keras dan Menghayati Misteri Salib Tuhan", dan selama kurang lebih 40 (empat puluh) hari kita diajak mawas diri melalui aneka kegiatan perihal tema tersebut, maka pertanyaan saat ini adalah 'apakah kita semakin beriman dengan bekerja keras dan menghayati misteri Salib Tuhan'. Bekerja keras dan menghayati misteri Salib Tuhan bagaikan mata uang bermuka dua, dapat dibedakan namun tak dapat dipisahkan. Tanpa iman bekerja keras pada umumnya mudah mengeluh dan menggerutu alias tidak rela menghayati misteri Salib Tuhan. Maka pertama-tama hendaknya diingatkan rekan-rekan anda pemalas apakah sudah bertobat dan sekarang menjadi pekerja keras, entah itu peserta didik/pelajar, mahasiswa-mahasiswi atau pekerja. Sedangkan kepada mereka yang mudah mengeluh atau menggerutu kami ajak untuk memandang dan menatap Salib Tuhan.

Perjalanan Yesus memasuki kota abadi,Yerusalem, yang kita kenangkan hari ini tidak lain adalah merupakan awal pemenuhan tugas pengutusanNya dengan menderita dan wafat di kayu salib serta dibangkitkan dari kematian. Bagi kita hal ini berarti merupakan ajakan untuk meninggalkan dosa alias mematikan kehendak, sikap dan perilaku jahat/dosa serta kemudian hidup sesuai dengan panggilan dan pengutusan kita masing-masing, dan sebagai orang yang telah dibaptis di malam Paskah nanti kita diajak untuk memperbaharui janji baptis, sedangkan rekan-rekan imam/ pastor pada hari Kamis Putih, dalam Perayaan Ekaristi Pemberkatan Minyak Suci, bersama Uskup diajak memperbaharui janji imamat. Semoga kita semua dalam keadaan siap sedia untuk diperbaharui atau memperbaharui diri, bangkit dari kelesuan, kemalasan, hidup seenaknya dst..

"Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." (Luk 23:42)

Kutipan di atas ini adalah doa salah satu 'penjahat' yang disalibkan bersama dengan Yesus. Kami percaya bahwa penjahat yang bertobat ini sebenarnya bukan penjahat sebagaimana menjadi anggapan banyak orang, melainkan orang baik yang terjebak dalam struktur kehidupan bersama  para penjahat, sebagaimana dialami beberapa orang di antara kita yang bekerja, entah di lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif, yang sarat dengan tindakan korupsi di negeri kita ini. Dengan kata lain doa atau kutipan di atas kiranya baik untuk menjadi bahan permenungan atau refleksi bagi anda semua yang berbudi pekerti luhur atau bermoral namun terjebak dalam kerja yang sarat dengan tindakan amoral. Jika anda mampu bertahan untuk tidak melakukan tindakan amoral kami ucapkan proficiat, namun sekiranya tidak mungkin, dengan kata  lain antara lain ikut korupsi, kami harapkan harta benda atau uang hasil korupsi dikembalikan kepada rakyat demi kesejahteraan umum. Selanjutnya marilah kita renungkan kesaksian iman nabi Yesaya di bawah ini.

"Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang." (Yes 50:4-5). Adakah orang-orang yang masih lesu, frustrasi atau loyo di lingkungan hidup kita, kita semua dipanggil untuk memberi semangat kepada mereka. Kepada kita semua yang telah menyatakan niat mengadakan pembaharuan hidup, sebagai buah pengakuan dosa, kami harapkan untuk 'tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang', maju terus, pantang mundur mengadakan pembaharuan hidup, penghayatan panggilan dan pelaksanaan tugas pengutusan.

Kepada anda semua kami ajak untuk tidak menoleh kebelakang, bagaikan seorang sopir atau pengemudi, yang senantiasa memandang ke depan dan sekali waktu menoleh kebelakang sejauh diperlukan dengan tetap 'memandang ke depan' dengan melihat kaca spion. Semua itu dilakukan demi keselamatan dalam perjalanan dan sampai tujuan selamat juga pada waktunya. Perjalanan hidup kita mungkin jika dihitung dengan waktu ada yang masih panjang atau tak lama lagi harus berhenti alias meninggal dunia, namun kiranya tak seorang pun dari kita kapan waktunya dipanggil Tuhan alias meninggal dunia, maka hendaknya kita senantiasa dalam keadaan siap siaga sewaktu-waktu dipanggil Tuhan atau meninggal dunia alias senantiasa hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur.

Masa depan kita ada di tangan kita masing-masing, apa yang kita lakukan pada saat ini menentukan masa depan kita. Maka marilah kita nikmati hari ini sebaik mungkin, dengan kata lain marilah menggunakan waktu seefektif, seefisien dan seafektif mungkin. Jangan memboroskan waktu dan tenaga untuk hal-hal yang sia-sia dan tidak berguna bagi keselamatan jiwa kita. Baiklah kita memperdalam dan memeperkembangkan keterampilan mengatur waktu, antara lain apa-apa yang penting demi keselamatan jiwa kita, dan kita kerjakan sesuai dengan prioritas, alias marilah kita mengadakan perencanaan kerja yang baik sesuai dengan kesempatan, kemampuan dan kemungkinan kita masing-masing.

"Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?" Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku" (Mzm 22:9-10)

Ign 24 Maret 2013


23Maret

"Lebih berguna bagimu jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa."

(Yeh 37:21-28; Yoh 11:45-56)

" Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: "Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita." Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa." Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu. Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?" (Yoh 11:45-56), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Hari ini adalah hari terakhir sebelum kita memasuki Minggu Suci, untuk mengenangkan puncak iman kita, penyerahan Diri Yesus dengan menderita dan wafat di kayu salib serta bangkit dari mati demi keselamatan semua bangsa, seluruh dunia. Dalam kutipan Warta Gembira ini dikisahkan kata salah seorang Imam Besar bahwa "lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.". Ia berkata demikian bukan menurut kemauan sendiri, dan kiranya merupakan ilham dari Allah, yang isinya tidak lain bahwa Yesus harus mati demi keselamatan seluruh bangsa. Di dalam aneka suku kita kenal apa yang disebut dengan 'kambing hitam', yang harus dikorbankan demi keselamatan semua orang. Yang dimaksudkan dengan 'kambing hitam' disini secara  konkret adalah binatang yang baik dan sehat sebagai persembahan penebus dosa, dengan kata lain melalui persembahan yang baik tersebut dosa-dosa umat manusia ditebus alias dihapuskan. Yesus adalah Penyelamat atau Penebus Dunia, dan Ia harus mempersembahkan diri dengan wafat di kayu salib demi keselamatan seluruh dunia. Hal ini kiranya menjadi inspirasi bagi pahlawan Yos Sudarso, komandan angkatan laut, yang memimpin tentara melawan penjajah Belanda dalam rangka pembebasan Irian Jaya(Irian Barat). Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian, dan kiranya juga merupakan buah permenungan selama masa Prapaskah, untuk mempersembahkan diri seutuhnya pada panggilan dan tugas pengutusan masing-masing, sehingga dimana anda hidup dan bekerja semuanya selamat dan damai sejahtera.

·   "Aku akan mengadakan perjanjian damai dengan mereka, dan itu akan menjadi perjanjian yang kekal dengan mereka. Aku akan memberkati mereka dan membuat mereka banyak dan memberikan tempat kudus-Ku di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya.Tempat kediaman-Ku pun akan ada pada mereka dan Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku." (Yeh 37:26-27). Yang dimaksudkan dengan mereka adalah bangsa terpilih dan bagi kita berarti kita semua umat beriman, yang terpilih untuk beriman kepada Allah, maka marilah kita renungkan atau hayati sabda ini: "Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu". Kita diharapkan senantiasa bersembahsujud dan berbakti kepada Allah, dan menjauhkan diri dari aneka sembahsujud terhadap berhala-berhala, termasuk berhala-berhala modern berupa aneka kenikmatan duniawi yang begitu menggoda dan merayu pada masa ini. Banyak orang telah menjadikan HP, internet, aneka macam assesori dan harta benda antik sebagai 'Allah' yang harus disembah, artinya hati dan batinnya senantiasa terarah pada barang-barang tersebut. Dengan kata lain marilah kita tinggalkan sikap mental materialistis atau duniawi serta kemudian kita perdalam hidup spiritual atau rohani kita. Semoga dengan memasuki Minggu Suci ini kita semua juga semakin suci, semakin membaktikan diri pada Penyelenggaraan Ilahi.

"Dengarlah firman TUHAN, hai bangsa-bangsa, beritahukanlah itu di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan mengumpulkannya kembali, dan menjaganya seperti gembala terhadap kawanan dombanya! Sebab TUHAN telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat dari padanya." (Yer 31:10-11)

Ign 23 Maret 2013


22Maret

"Semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar."

(Yer 20:10-13; Yoh 10:31-42)

" Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." Kata Yesus kepada mereka: "Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah -- sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan --, masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa." Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: "Yohanes memang tidak membuat satu tanda pun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar." Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya" (Yoh 10:31-42), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Orang-orang Yahudi yang tidak percaya kepada Yesus semakin gencar untuk menyingkirkan Yesus, sementara itu kebanyakan orang lainnya semakin percaya. Yang tidak percaya kiranya para tokoh-tokoh atau pemuka-pemuka Yahudi karena ketakutan tersaing pengaruhnya kepada rakyat, sementara  itu rakyat semakin percaya kepadaNya, karena Ia memang sangat memperhatikan dan melayani kepentingan umum atau rakyat banyak. Hal ini kiranya mengingatkan kita semua akan apa yang terjadi dalam pemilu Gubernur DKI tahun lalu, dimana yang memperoleh dukungan elite partai dari mayoritas partai yang ada dikalahkan oleh yang memperoleh dukungan rakyat. Memang menjadi nyata bahwa para tokoh atau pemuka partai politik hanya mencari keuntungan pribadi atau partainya dan tidak atau kurang memperhatikan kepentingan rakyat banyak atau umum. Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk senantiasa memperhatikan kepentingan umum dalam hidup dan kerja kita kapan pun dan dimanapun, apapun fungsi dan jabatan kita dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Allah hidup dan berkarya kapan saja dan dimana saja, dan tentu saja terutama dan pertama-tama dalam diri manusia, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citraNya, maka jika kita sungguh beriman kepada Allah marilah kita saling berbakti dan melayani, dan marilah kita perhatikan Allah yang hidup dan berkarya dalam diri rakyat, yang mendambakan untuk disejahterakan.

·   "TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan! Ya TUHAN semesta alam, yang menguji orang benar, yang melihat batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku. Menyanyilah untuk TUHAN, pujilah TUHAN! Sebab ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat" (Yer 20:11-13). Apa yang ada di dalam batin dan hati memang sangat mempengaruhi cara hidup dan cara bertindak kita. Apakah isi batin dan isi hati kita? Jangan sembunyikan atau tutup-tutupi isi hati dan batin kita, serapat atau sehebat apapun anda menyembunyikan atau menutupi Tuhan tahu semuanya, dan tentu saja orang-orang baik di dunia ini juga mengetahuinya. Kita semua diingatkan dan diajak untuk jujur dan terbuka atas apa yang ada dalam batin dan hati kita. Jika kita setia setiap hati mengadakan pemeriksaan batin atau hati kiranya kita tahu benar isi hati dan batin kita, antara lain berupa kecenderungan-kecenderungan untuk melakukan apa yang baik atau yang jahat. Maka hendaknya kita senantiasa mewujudkan kecenderungan untuk melakukan apa yang baik serta meninggalkan kecenderungan untuk melakukan apa yang jahat. Wujud tindakan atau perilaku baik yang diharapkan dari kita antara lain berpartisipasi dalam 'melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang jahat'. Dengan kata lain cara hidup dan cara bertindak kita hendaknya senantiasa berpedoman pada 'keselamatan jiwa manusia', keselamatan jiwa menjadi barometer atau tolok ukur keberhasilan atau kesuksesan pelayanan dan kerja kita.

"Aku mengasihi Engkau, ya TUHAN, kekuatanku!Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! Terpujilah TUHAN, seruku; maka aku pun selamat dari pada musuhku" (Mzm 18:2-4)

Ign 22 Maret 2013